adalah volume urin yang berlebihan, biasanya di atas 3 L/hari. Meningkatnya volume urin bisa disertai gejala sering buang air kecil, nokturia, haus, dan polidipsia. Keluhan utama poliuria harus ditindaklanjuti dengan hati-hati karena bisa disebabkan oleh penyakit serius.
Beberapa kelainan bisa menyebabkan poliuria yang paling sering adalah diabetes melitus di mana kenaikan konsentrasi glukosa memiliki era diuretik osmotik. Penyebabnya bisa dikelompokkan sebagai berikut:
1. Intake cairan berlebihan, misalnya pada polidipsia primer. Keadaan ini sering berhubungan dengan gangguan psikologis yang menyebabkan pasien minum air secara kompulsif. Walaupun sangat jarang, adanya lesi hipotalamus struktural bisa menyebabkan polidipsia primer.
2. Peningkatan muatan cairan tubular, misalnya ureum pada gagal ginjal kronis atau glukosa akibat hiperglikemia pada diabetes melitus.
3. Gradien konsentrasi medula yang terganggu akibat penyakit medula ginjal seperti nefrokalsinosis, nefropati analgesik, nekrosis papiler ginjal atau penyakit kistik medula.
4. Menurunnya produksi hormon antidiuretik (ADH ) (diabetes insipidus) yang bisa terjadi setelah trauma kepala, atau tumor atau infeksi hipotalamus atau hipofisis. Keadaan-keadaan tersebut akan menginduksi diabetes insipidus kranial.
5. Keadaan di mana respons tubular terhadap ADH terganggu. Keadaan ini disebut 'diabetes insipidus nefrogenik', dan di antaranya adalah hiperkalsemia, menurunnya kalium, toksisitas litium, dan bentuk insensitivitas ADH turunan yang jarang ditemukan yang diturunkan secara resesif terpaut kromosom X.
6. Setelah sembuh dari obstruksi saluran kemih
Tidak ada komentar :
Posting Komentar