2/02/2014

Tujuan dan Manfaat Gerakan Dasar Senam

Rasa haru bercampur gembira terpancar di wajah seorang pesenam artistik putri Jawa Timur, ketika bendera Jawa Timur berkibar paling atas pada upacara penghormatan pemenang (UPP) di hari ketiga pelaksanaan PON XVII tahun 2008 di Kalimantan Timur. Pengalungan medali emas pada hari ketiga ini merupakan yang ketiga kalinya diterima Dewi Prahara. Penerimaan pertama, yaitu pada hari pertama, Dewi Prahara mampu mendukung tim senam putri memperoleh medali emas. Begitu pula pada hari kedua,ia mampu menjadi yang terbaik di semua alat, dengan memperoleh medali emas pada nomor serba bisa perseorangan artistik putri. Dengan tiga medali emasnya,Dewi Prahara memberikan dukungan terbanyak di kontingen senam Jawa Timur. Seluruh pengorbanan dan usaha kerasnya membuahkan prestasi gemilang yang sangat membanggakan. Kegembiraan dan kebanggaan terpancar pada wajah seluruh kontingen senam Jawa Timur. Peluk cium dan ucapan selamat, datang bertubi-tubi dari rekan satu kontingen maupun rekan sesama pesenam dari provinsi lain. Begitu pula halnya dengan rekan sedaerahnya, Astrida Nila Kusuma dan Sukma Anggraini mampu mendukung perolehan medali emas pesenam artistik putri Jawa Timur.

Keberhasilan Dewi Prahara memperoleh tiga medali emas pada PON XVII tahun 2008 di Kalimantan Timur, tentu tidak mudah diraih. Tentunya didasari dari keuletan, disiplin, dan kerja keras.Keuletan yang ia miliki, menjadikan Dewi seorang yang tangguh tidak mudah putus asa. Beban seberat apa pun yang ia emban, tetap ia kerjakan sebaik mungkin. Disiplin tepat waktu,disiplin dalam melakukan gerak, dan disiplin koreksi yang selalu ia terapkan, menjadikan Dewi menempatkan segala sesuatunya dengan tepat dan terarah.

Kerja keras yang ia lakukan, menjadikan is seorang pejuang dan memiliki keinginan yang kuat untuk menjadi yang terbaik. Tentunya Dewi tidak akan menjadi yang terbaik, apabila dalam diri seorang seperti Dewi Prahara tidak memiliki kecerdasan kinestetik yang luar biasa.

Menurut Muhammad Muhyi Faruq, pengertian kecerdasan kinestetik adalah lebih menekankan pada kemampuan seseorang dalam menangkap informasi dan mengolahnya sedemikian cepat, lalu dikonkretkan dalam wujud gerak, yakni dengan menggunakan badan, kaki, dan tangan.Informasi yang datang diolah di dalam otak dengan kecepatan tertentu lalu disampaikan ke anggota gerak badan yang akhirnya diterjemahkan ke dalam suatu gerakan sehingga memunculkan suatu performa.

Lebih dalam Muhammad Muhyi Faruq menjelaskan dengan memberikan contoh seorang pelompat indah. Seorang pelompat indah ketika bergerak ke depan menuju papan tumpu, badan digerakan mengikuti gerakan papan pantul, yang akhirnya badan terangkat ke atas dan melakukan gerakan yang sangat indah ketika posisinya sedang berada di atas udara, dan ketika mendekati air badan diluruskan untuk bisa masuk ke air dengan aman dan nyaman, ini adalah kecerdasan kinestetik.

Keindahan dan kelincahan yang ditampilkan seorang pesenam seperti Dewi Prahara dalam melakukan beragam rangkaian gerakan senam, tidak terlepas dari penguasaan kemampuan gerak dasar yang ia miliki secara baik. Artinya, capaian tingkat kecerdasan kinestetik seorang pesenam mutlak didasarkan pada penguasaannya terhadap gerakan dasar ini. Oleh sebab itu, sebelum seorang guru/pelatih memberikan latihan gerakan senam, terlebih dahulu harus diperkenalkan kepada seluruh anak didiknya, bentuk-bentuk gerakan dasar senam yang benar sebagai dasar pengembangan kecerdasan kinestetik pada anak didik. Hal ini harus dilakukan secara sabar dan bertahap. Jangan tergesa-gesa dalam melakukan proses pembelajaran awal ini. Koreksi atau pembetukan terhadap gerakan yang tidak benar harus selalu disampaikan dan dilakukan kepada anak didiknya.

Gerak dasar yang harus dikuasai terlebih dahulu oleh seorang calon pesenam dalam meningkatkan kecerdasan kinestetiknya pada cabang olahraga senam adalah gerak dasar berjalan, berlari, kelentukan, berguling, keseimbangan badan, bertumpu, dan tolakan. Penguasaan gerakan dasar ini sangat baik, dan sangat berpengaruh terhadap kemudahan pembelajaran teknik gerak selanjutnya.

1. Tujuan
Aktivitas gerak dasar senam ini merupakan tahapan paling awal dalam pengembangan dan kecerdasan kinestetik pada cabang olahraga senam. Pembelajaran pada tahapan ini memiliki tujuan dasar sebagai berikut:
1) Penyempurnaan sikap berjalan,berlari, berguling, kelentukan, keseimbangan, tumpuan dan tolakan;
2) Meningkatkan fisik dan kebugaran tubuh;
3) Meningkatkan rasa disiplin yang tinggi;
4) Meningkatkan rasa percaya diri;

2. Manfaat
1) Memiliki tingkat kebugaran tubuh yang baik dan mampu menangkal suatu penyakit;
2) Kemampuan fisik meningkat;
3) Kondisi mental meningkat, seperti :
a. Tumbuhnya rasa percaya din;
b. Tumbuhnya rasa keberanian;
c. Tumbuhnya rasa kebersamaan;
d. Tumbuhnya rasa disiplin.

3. Usia Pembelajaran
Penetapan usia dimulainya pembelajaran pada tahapan gerak dasar ini sangat penting, yaitu antara usia 6 s/d 8 tahun. Kurang dari usia yang telah ditetapkan akan menyulitkan penyesuaian anak didik terhadap pembebanan materi pembelajaran. Sedangkan, pembelajaran tahap ini bila diberikan kepada anak didik yang lebih dari penetapan usia,dianggap terlambat. Hal ini akan berisiko, anak merasa bosan dengan gerakan atau permainan yang diberikan.

Selain itu, pada usia seperti ini seharusnya sudah menguasai gerak dasar senam yang baik, kondisi fisik yang sudah memadai,dan memiliki ketrampilan gerak dasar yang beragam. Jika harus memulai dari pembelajaran awal, kondisi ini akan berdampak terhadap capaian golden age (usia emas) anak tersebut yang tidak sesuai target.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar