4/05/2014

Karakteristik wabah demam berdarah dengue

terjadi tiba-tiba di Filipina dan Thailand, studi retrospektif menunjukkan bahwa kemungkinan wabah didahului dengan masa dimana kasus terjadi tetapi tidak diketahui. Di Tailand, wabah pertama terjadi di Bangkok dalam pola siklus 2 tahun, kemudian selanjutnya dalam siklus yang tidak teratur karena penyebaran penyakit di seluruh negeri. DHF kemudian menjadi endemik di banyak kota besar di Tailand, akhirnya menyebar ke kota-kota kecil dan desa-desa selama periode penularan epidemik. Pola serupa terlihat di Indonesia, Mianmar, dan Vietnam.

Selama pengalaman 40 tahun dengan dengue di Wilayah Pasifik Barat dan Asia Tenggara, dua pola epidemiologik penting telah ditemukan. Pertama DHF/DSS telah timbul paling sering di area dimana terdapat endemik serotipe dengue multipel. Pola umum adalah bahwa kasus sporadik atau wabah kecil di area perkotaan yang ukurannya meningkat dengan tetap sampai terjadi wabah besar yang membuat penyakit menjadi perhatian pejabat kesehatan masyarakat. Penyakit tersebut kemudian biasanya membentuk pola aktivitas epidemik setiap 2-5 tahun. Selain itu, DHF/DSS secara khas menyerang pada anak-anak, dengan usia saat dirawat 4-6 tahun. Pola kedua terlihat di area endemisitas rendah. Serotipe dengue multipel dapat ditularkan pada laju infeksi yang secara relatif rendah (dibawah 5% populasi per tahun). Pada area ini, orang dewasa yang sebelumnya terinfeksi rentan terhadap infeksi dengue, dan anak-anak serta dewasa muda, dengan usia 6-8 tahun, juga mudah terkena.

Pola siklus peningkatan penularan berbarengan dengan musim hujan telah teramati di beberapa negara. Interaksi antara suhu dan turunnya hujan adalah determinan penting dari penularan dengue, karena makin dingin suhu mempengaruhi ketahaan hidup nyamuk dewasa, jadi mempengaruhi laju penularan. Lebih jauh lagi, turunya hujan dan suhu dapat mempengaruhi pola makan dan reproduksi nyamuk, dan meningkatkan kepadatan populasi nyamuk vektor.

Meskipun DHF dapat mempengaruhi orang pada semua usia dalam area endemik dengue, kebanyakan kasus DHF terjadi pada anak-anak dengan usia kurang dari 15 tahun. Sejak tahun 1964, trend di Bangkok telah mengarah pada frekuensi serangan lebih rendah secara progresif (frekuensi penerimaan di rumah sakit konstan meskipun populasi meningkat), dengan usia anak dirawat menjadi 6-7 tahun di seluruh Tailand. Data surveilens dari beberapa area telah menunjukkan sedikit kelebihan pada anak wanita yang terinfeksi terhadap anak laki-laki, sementara itu area lain telah menunjukkan hampir merata.

Evaluasi retrospektif tentang dampak DHF selama wabah di Bangkok/Thon Buri pada bulan Mei-November 1962 menunjukkan bahwa pada populasi 870.000 anak-anak dibawah usia 15 tahun, diperkirakan 150.000-200.000 mengalami penyakit demam ringan yang disebabkan oleh dengue dan kadang-kadang oleh virus chikungunya; 4.187 pasien dirawat di rumah sakit dengan DHF, dan 4.000 pasien lainnya diobati di klinik swasta atau di rumah. Lebih dari itu, syok terjadi pada kurang lebih sepertiga dari pasien DHF yang dirawat di rumah sakit. Pada epidemik yang lebih terbaru di Thailand pada tahun 1987, frekuensi serangan DHF/DSS adalah 320 kasus per 100.000 populasi untuk semua kelompok usia. Di Vietnam selatan antara tahun 1975 dan 1992, frekuensi serangan DHF/ DSS berkisar dari 30 sampai 380 per 100.000 populasi, dengan angka mortalitas dari 0,39 sampai 6,42 per 100.000 populasi, sedangkan insiden DHF di Indonesia selama 1991 dan 1992 adalah berurutan adalah 11,56 dan 0,45 per 100.000.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar