6/21/2013

Kecerdasan Pemasaran: Memberikan Secara Gratis

Dana Cox telah meraih impiannya selama bertahun-tahun: dia akhirnya menggantungkan papan nama dalam bisnis koki pribadinya. Tantangannya: Bagaimana mencari pelanggan?

Berbasis di Chicago dan melayani para pelanggan di daerah pinggiran kota maupun di dalam kota sendiri, Cox mengalami saat-saat "penuh kemenangan" ketika bekerja pada jasa katering koki selebritas Wolfgang Puck's. "Saya mendapatkan pengalaman langsung masuk ke rumah orang-orang dengan kekayaan melimpah dan menyiapkan makanan untuk pesta-pesta, dan saya menyadari saya bisa melakukannya—dan dalam banyak kasus, bisa melakukannya dengan lebih baik," katanya. Cox, yang lulus dari Kendall College School of Culinary Arts yang bergengsi dengan hasil memuaskan pada tahun 1997, mendengarkan ketika para pelanggan memberi tahunya mereka ingin setiap makanan mereka dibuatkan katering olehnya. "Saya bilang, 'Mengapa tidak?" kenang Cox. "Ide bahwa saya bisa menyediakan makanan sekaliber restoran itu, yang disesuaikan dengan cita rasa dan kebutuhan makanan rumah tangga individu, dalam rumah orang-orang sudah berada di tangan".

Saat ini bisnis Cox, Old Stove Gourmet, benarbenar mengalami kesuksesan. Dia memiliki pelanggan yang sudah mantap di seluruh wilayah Chicago, dan karyanya telah dibahas dalam majalah Gourmet, dalam Chicago's WGN News, dan dalam "Oprah Winfrey Show".

Model bisnisnya langsung: dia menemui klien, mengajukan pertanyaan secara terperinci kepada mereka tentang kesukaan dan ketidaksukaan dan kebutuhan-kebutuhan khusus mereka, dan menunjukkan kepada mereka menu makan malam yang mencakup satu periode selama dua minggu. Begitu menu itu disetujui, Cox melakukan semuanya: dia berbelanja untuk semua bahan-bahan masakannya, muncul dalam rumah klien pada hari yang telah ditentukan, dan mempersiapkan semua makanan untuk konsumsi selama dua minggu, yang dia dinginkan untuk digunakan sesuai dengan kehendak mereka.

Tetapi pada awalnya dia merasa kesulitan menemui klien. Cox tahu dia harus mencari strategi pemasaran yang sesuai dengan ceruk pasarnya yang sangat khusus. Dia mencetak kartu nama dan pamflet dan membagikannya kepada setiap orang yang dia kenal. Dia mencoba beriklan di saluran-saluran media lokal, tetapi mengalami kegagalan.

Akhirnya, Cox mencari gagasan: menyumbangkan jasanya sebagai undian bagi kegiatan-kegiatan amal. Dia akhirnya tahu kapan dan di mana kegiatan-kegiatan seperti itu berlangsung, dan menawarkan diri untuk menyumbangkan paket makanan tiga porsi untuk 10 orang—dengan biaya per orang sebesar $1.500—yang ditukar dengan mendapatkan jatah satu meja untuk menawarkan jasanya pada event itu sendiri. Usaha itu berhasil. Event pertamanya berlangsung di kompleks perumahannya, yang setiap tahun mensponsori satu pesta dansa amal, dan "itu fenomenal," katanya. Orang-orang berkerumun di sekitar mejanya, ingin sekali mendengarkan tentang undiannya dan selama kegiatannya itu dia menawarkan jualannya. Dia juga mendapatkan banyak liputan siaran pers atas donasinya.

Panggilan-panggilan telepon mulai masuk. Sejak saat itu, dia meneruskan strategi ini pada kegiatan-kegiatan amalnya dan belajar bahwa dengan kegiatan seperti ini, pendapatan dari pemasarannya menghasilkan dampak berlipat tiga: Pertama, dia mendapatkan iklan gratis dari publisitas atas undian yang sangat diminati para pelanggan. Kemudian, dia mendapatkan order bisnis berulang-ulang dari para pemenang undiannya. Akhirnya, komunikasi lisan informal yang merupakan hasil dari upaya menyediakan pesta-pesta sukses bagi para pemenang. "Ini adalah strategi yang sangat sukses dari berbagai segi," katanya.


Pustaka

Passion to Profits Oleh Rhonda Abrams & Alice LaPlante

Tidak ada komentar :

Posting Komentar