2/13/2013

Syarat-Syarat Menjadi Pemijat atau Ahli Totok Jari

Syarat utama dalam melakukan praktek pijat dan totok jari adalah sikap hati-hati, sabar, dan teliti. Selain itu, seorang pemijat atau ahli totok jari juga akan melihat keadaan fisik dan psikis si pasien, antara lain:
(a) jenis kelaminnya;
(b) usia;
(c) keadaan fisik, kurus-gemuk, tinggi-pendek, kuat-lemah;
(d) sifat kejiwaan pasien, seperti: manja, kecil hati, masa bodoh (cuek), berpura-pura, dan cerewet;
(e) memprediksi jenis penyakit yang diidap si pasien, misalnya
- penyakit yang tampak dari luar, seperti bengkak, kulit merah atau kehitaman,
- penyakit yang tidak tampak dari luar (penyakit dalam) dan,
- penyakit yang merupakan efek samping dari penyakit lainnya.

Pemijat yang sudah tergolong profesional mampu melihat si pasien dari berbagai sudut:
(a) Wajah pasien: pucat, kebiru-biruan, memerah (seperti terbakar), murung, sayu, atau kelihatan segar.

(b) Mata pasien: kelihatan lelah, sering berkedip, memerah, terutama daerah retina, berair atau sebaliknya kelihatan kering, kelopak mata kelihatan masuk ke dalam, kelihatan selalu mengantuk, seperti memandang dengan tajam atau melotot.

(c) Lidah pasien: ada bagian (kiri, tengah, atau kanan) lidah yang memutih warnanya, sesisi memerah, di bagian tertentu terdapat bintil-bintil yang menyembul keluar, lidah kelihatan mengkerut, lidah kaku, sukar ditekuk, kelihatan seperti terbakar, indra perasa atau pengecapnya berkurang atau sama sekali tidak berfungsi.

(d) Napas pasien: kelihatan sekali tersengal, seperti tersumbat atau sukar bernapas, keluar masuknya napas tidak lancar atau tidak teratur, sebentar-sebentar disertai batuk.

(e) Kulit tubuh pasien: kelihatan kering, kelihatan atau selalu berkeringat, kulit ari terkelupas, bersisik, warna kulit kebiru-biruan, di bagian tertentu kulit mengelupas sampai kelihatan permukaan daging yang memerah.

(f) “Gerak” pada beberapa bagian tubuh: seperti kedutan di bagian tertentu, bergetar terus-menerus seperti buyutan, bergetar lembut (kesemutan/gringgingan), leher bergeleng ke kiri atau ke kanan terus dan kadang dengan tnemejamkan mata, gerak tubuh seperti tersengat. Kecuali syarat-syarat yang sudah disebutkan, pemijat profesional diharapkan selalu menambah pengetahuannya dengan mempelajari fisiologi (ilmu faal tubuh) dan fungsi-fungsi organ tubuh, terutama fungsi jantung, ginjal. Hati, empedu, dan paru-paru. Seminar, lokakarya, dan kursus-kursus yang berkaitan dengan masalah pijat-memijat, yang diselenggarakan oleh pihak swasta maupun pemerintah, sangat bermanfaat untuk tnemperluas dan metnperdalam pengetahuannya.

Dalam masyarakat kita, seorang ahli pijat akan menyebut dirinya ahli urat, ahli urut, atau ahli sangkal putung. Pemijat-pemijat ini, sebagai salah satu praktisi penyembuhan alternatif yang banyak diminati masyarakat, ada yang berpraktek secara murni tradisional, berdasarkan pengalaman turun-temurun, atau yang sudah puas dengan ilmu tambahan tidak mau tahu dengan metoda maupun pengetahuan yang bersifat ilmiah. Mereka yang demikian ini justru harus selalu kita dekati untuk bertukar pengalaman dan ilmu. Sebagai contoh, di mancanegara, masalah pijat-memijat sudah berkembang pesat, baik penelitiannya, perkembangan alat dan prasarananya, maupun organisasinya. Organisasi ahli pijat anggota-anggotanya ada yang bergelar profesor dan dokter. Meskipun demikian, sering terjadi kesimpangsiuran antara mereka yang menggunakan metoda ilmu dengan yang secara murni tradisional: bahkan bertolak belakang. Lepas dari cara modern dan tradisional, berikut ini langkah-langkah penting yang harus dilakukan oleh seorang pemijat.

(a) Bersikaplah dengan penuh hati-hati, teliti, dan sabar dalam memijat, menekan, atau mengurut.

(b) Pijatlah dari bagian bawah mengarah ke bagian atas tubuh pasien atau sebaliknya dari bagian atas mengarah ke bagian bawah tubuh pasien; disesuaikan dengan jalan atau alur titik-titik pijat (alur meridian).

(c) Lakukan hergantian dari kaki kanan kemudian kaki kiri atau sebaliknya.

(d) Gunakan alat (sebagai sarana) seperti minyak kelapa, balsam, minyak kayu putih (telon), ataupun bedak.

(e) Apabila yang terasa sakit di daerah kepala sebelah kiri, pemijatan kaki dimulai dari kaki kanan; sebaliknya, bila yang terasa sakit di kepala sebelah kanan, pemijatan dilakukan mulai kaki kiri. Hal ini berlaku Pula bila pemijatan dimulai dari tangan atau lengan.

(f) Begitu pula bila yang terasa sakit di daerah tubuh bagian tengah (zona di bawah leher sampai daerah pubis (kemaluan), gunakan cara seperti tersebut dalam poin (e).

(g) Sakit atau nyeri yang terasa di kepala, bila sudah sampai dengan pemijatan di daerah kepala itu sendiri, harus dimulai dari bawah. Misalnya, dari tengkuk, leher kiri atau kanan ke atas sampai ke daerah dahi (sampai ke daerah ubun-ubun).

(h) Bila dirasa perlu, hindari cara memijat dalam artian mengurut, tetapi gunakan cara totok jari atau akupresur pada lokasi tertentu sesuai jenis penyakitnya.

(i) Berhasil tidaknya pemijatan, tidaklah bergantung pada lama (durasi) tidaknya pemijatan, tetapi lebih banyak ditentukan oleh tepat tidaknya bagian atau lokasi yang dipijat atau ditekan.

(j) Pemijatan atau akupresur yang menggunakan alat seperti electronic therapeutic apparatus haruslah sesuai petunjuk.

(k) Adakalanya pemijat memerlukan tenaga pembantu sebagai asisten, terutama bila pasien, dikarenakan penyakitnya, perlu diikat kaki atau tangannya atau perlu dipegangi saat diadakan pemijatan; tenaga pembantu ini dapat dikerjakan oleh salah seorang keluarga pasien.

(l) Seyogianya, pemijat atau ahli totok jari mengerti tentang vitamin, mineral, atau zat terkandung dalam minuman atau makanan. Namun, jangan sekali-kali menyarankan pasien untuk minum obat-obatan paten karena ahli pijat atau ahli totok jari bukanlah seorang dokter.

(m) Hindari ucapan yang menyatakan penyakit yang diidap pasien amat berbahaya atau fatal agar pasien tidak kecil hati atau putus asa. Bersikaplah manis dan memberi harapan yang logis tanpa membuat pasien takut atau was-was.

(n) Pemijat tidak perlu malu atau sungkan apalagi takut untuk menambah pengetahuan atau saran dari pihak lain, misalnya nasihat dari dokter, apoteker, ahli gizi, ataupun sesama pemijat yang sudah berpengalaman.

(o) Bagaimanapun, penampilan diri (personal appearance) harus diperhatikan dengan berpakaian rapi, wajah cerah, dan tubuh sehat serta tenang.

Demikianlah beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dimengerti oleh para pemijat. Setidak-tidaknya pasien atau keluarganya akan menarik kesimpulan bahwa pemijat yang menangani pasien tersebut bukanlah sekadar pemijat rasa lelah atau semacam “pijat alusan”, tetapi lebih dari itu bahkan ada yang sampai tertidur selama masih dipijat. Sekali lagi, pemijat profesional dalam bidangnya akan selalu mengharapkan adanya kemajuan dan perkembangan sebagai pemijat.

Pustaka
Upaya penyembuhan alternatif: Pijat & totok jari Oleh B. U. Hadikusumo

Tidak ada komentar :

Posting Komentar