11/19/2012

Reinkarnasi: Novel Pergulatan Pemuda Titisan Kekuatan Ketujuh Melintasi Kekinian

Akhir pekan, jarang sekali Dicky memanfaatkan waktu beranjangsana ke apartemen Mama atau salah satu rumahnya. Mungkin sudah berbulan-bulan ia tak menemui Papa setelah terakhir kali memergokinya tanpa busana bercengkrama dengan seorang artis seronok. Dicky sengaja ingin membuat kejutan makan malam bertiga —ia, Papa, dan Mama. Entah obat apa yang diminum Faisal Rahadian hingga ia kuat menggilir sekian banyak perempuan, batin Dicky jengkel. Ia memutuskan tak akan lagi mencoba-coba kejutan manis untuk papanya karena tidak ingin shock untuk yang kesekian kali. Hari Sabtu jika tidak mengutak-atik MB C230 Kompressor di town house salah satu residence terkemuka di Jakarta, Dicky menghabiskan waktu di apartemen Hampton's Park yang baru dibelinya. Hanya segelintir orang yang tahu keberadaannya secara tepat, salah satunya yang sekarang tengah berdiri di hadapannya.

Ia berbeda dengan seorang pemuda babak belur yang ditemuinya bertahun silam. Posturnya tidak berubah, kulitnya coklat terbakar, tubuh kurusnya belum banyak berkembang. Adalah tatapan sepasang matanya yang menyengat, membangkitkan hormat sekaligus takut. Betapa kehidupan jalanan mampu merubah seorang lugu menjacli penuh perhitungan begini. Dicky ingat Sentot, anak buah yang membawa Age bertahun silam ke hadapannya. Sekarang, ia lebih luar biasa dari sepuluh Sentot atau seratus Binsar.
"Duduklah."
Age menarik kursi lalu duduk seperti yang diperintahkan.
Tiap detail gerakannya mendapat perhatian penuh. Anggun, ibarat merak, pikir Dicky. Ia bukan itik buruk rupa lagi. Sejenak Dicky sibuk memilih kata pembuka.


Begitulah kutipan novel yang berjudul Reinkarnasi karya Sinta Yudisia, penulis buku Best Seller the Road to the Empire, peraih IBF award 2009. Sebuah novel yang harus dibaca. Karakter tokoh dan alur ceritanya memiliki daya pikat luar biasa. Membuat penasaran untuk terus melahapnya. Dua jempol untuk penulis yang mampu mengawinkan budaya Jawa dengan kekinian. Mengharu biru dan menggoncang hati. (M.S Sucahyo, Head of east Java & Bali NUsra Indosat).

Rilis: 2009
Halaman: 594p
Penerbit: Lingkar Pena
Bahasa: Indonesia

Tidak ada komentar :

Posting Komentar