2/11/2014

Risiko Investasi Reksa Dana

Selain mempunyai beberapa kekurangan, investor reksa dana juga harus mengenali jenis-jenis risiko yang berpotensi timbul apabila berinvestasi dalam reksa dana. Risiko tersebut antara lain sebagai berikut:

Risiko penurunan nilai aktiva bersih (NAB)
Nilai aktiva bersih unit penyertaan reksa dana sangat mungkin turun dibandingkan saat Anda membelinya. Hal ini disebabkan oleh penurunan harga pasar dari instrumen investasi yang dimasukkan ke dalam portofolio reksa dana tersebut. Penurunan ini bisa disebabkan oleh banyak hal, seperti memburuknya kinerja pasar modal, prestasi emiten yang kurang baik, situasi ekonopolitik yang kacau, dan sebagainya. Tidak ada kepastian berapa harga yang akan Anda peroleh saat Anda menjual kembali reksa dana Anda.

Risiko likuiditas
Yaitu cepat-lambatnya investor dapat mencairkan investasinya dengan menjual unit penyertaan yang dimilikinya. Peraturan Bapepam-LK mensyaratkan investor dapat menerima dana investasinya paling lambat tujuh hari bursa setelah permohonan diterima oleh manajer investasi. Namun apabila terjadi lonjakan tingkat penjualan kembali yang sangat tinggi (rush redemption), manajer investasi akan kesulitan menjual portofolio investasinya dalam waktu singkat untuk membayar kebutuhan likuiditas investor. Bisa saja ter-jadi manajer investasi dilikuidasi sehingga sangat sulit bagi Anda untuk mendapatkan investasi Anda kembali.

Risiko pasar
Dalam pasar yang sangat dinamis, ada kemungkinan ter-jadinya kondisi bearish di mana selunih instrumen keuangan merosot harganya secara drastis (bearish). Tentu saja hal ini akan mengakibatkan penurunan nilai aktiva bersih reksa dana Anda. Lebih parah lagi, pasar keuangan saat ini saling terhubung satu sama lain (interconnected). Apabila terjadi bearish pada pasar modal Amerika atau kejadian penting di Amerika misalnya, sangat mungkin pengaruhnya menjalar ke pasar modal di Indonesia.

Risiko default
Ketika manajer investasi melakukan pembelian saham atau obligasi, mereka mengasumsikan bahwa kinerja keuangan emiten tersebut baik. Namun, dapat saja terjadi perusahaan emiten melakukan manipulasi atau karena sesuatu hal sehingga mengalami kesulitan keuangan yang akut sehingga tidak mampu membayar kewajibannya. Jika demikian, mau tak mau, nilai aktiva bersih Anda akan terjun bebas.

Dalam berinvestasi, biasanya kerugian yang terjadi adalah kerugian di atas kertas (paper losses)—Anda tidak benar-benar kehilangan uang kecuali Anda menjual investasi Anda tersebut. Sebagian besar orang tidak bisa tidur nyenyak dibayangi ketakutan akan kerugian tersebut. Walaupun di masa lalu pasar yang jatuh akan kembali naik, mereka tetap tidak bisa tenang. Akibatnya, sering kali mereka menjual investasi mereka pada waktu yang salah.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar