Prinsip tissue culture
1. Tissue culture mendasarkan atas suatu konsep yang dikemukakan oleh SCHLEIDEN dan SCHWANN, yang dinamakan totipotency daripada sel. Artinya: Teoritis tiap-tiap sel dari mana pun raja diambilnya akan mampu untuk tumbuh menjadi tanaman yang sempurna, kalau diletakkan dalam lingkungan yang sesuai.
2. Tissue culture adalah suatu perbanyakan vegetatif dengan mengambil suatu jaringan lebih kurang 1 - 5 mm3 dan mengembangkannya kemudian menjadi beribu-ribu, bahkan dapat menjadi beberapa juta tanaman.
3. Tissue culture dikerjakan menurut prinsip suci hama seperti di dalam memelihara microorganisme. Jadi di sini cara yang dipakai adalah teknik yang biasa digunakan dalam laboratorium mikrobiologi umumnya.
4. Hasil tissue culture yang dicapai, dinamakan mericlone, asal dari kata-kata clone yang dicapai dari budaya meristem. Sukses tissue culture terletak dalam perbanyakan vegetatif secara besar-besaran terhadap tanaman unggul seperti apa yang dikehendaki.
5. Problema tissue culture ialah membuat regenerasi bagian tanaman yang sangat kecil. Di sini yang dimaksud dengan regenerasi ialah memacu sel-sel dewasa untuk mendiferensiasikan diri, pertama-tama menjadi meristem-meristem baru dan berikutnya mampu menuju ke arah pembentukan organ-organ seperti akar, tunas, daun dan lain sebagainya.
6. Secara ilmiah pendekatannya ialah, melalui penciptaan lingkungan yang sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan jaringan ter-sebut menjadi tanaman, antara lain dengan penciptaan alas makanan yang sesuai unsur-unsurnya, hormon, pH, temperatur, cahaya yang dibutuhkan untuk tumbuh dan perkembangannya.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar