1/21/2014

Berapa kadar kolesterol yang dianggap terlalu tinggi?

Ini telah ditentukan secara intemasional oleh pihak yang berwenang, misalnya Lembaga Jantung, Paru-Paru dan Darah Nasional Amerika Serikat, Kelompok Kajian dan Masyarakat Eropa untuk Atherosklerosis, dan Proyek MONICA (tren pemantauan penyakit jantung dan pembuluh darah) dari Organisasi Kesehatan Dunia. Di Amerika Serikat, melalui pemeriksaan darah sederhana, kadar kolesterol diukur dalam ukuran milimol per liter (mmol/l). 1 mmol/l setara dengan 38,6 mg/di, sehingga jumlah kadar kolesterol darah dan 6,0 mmol/l dan 240 mg/di adalah sama.

Para ahli telah sepakat bahwa kadar kolesterol menjadi cukup tinggi ketika berada di atas 5,2 mmol/l, dan jelas membutuhkan perhatian ketika meningkat di atas 6,5 mmol/l. Orang dikatakan 'hiperlipidaemik' (kadar lemak darah yang sangat tinggi dan memerlukan perawatan) jika kadar kolesterol mereka di atas 7,8 mmol/l. Para dokter berusaha menjaga pasien-pasiennya dalam kisaran 4-5 mmo1/l.

Kedengarannya ini sangat sederhana, tetapi kenyataannya sangat lain. Pertama-tama karena rata-rata kadar kolesterol di negara-negara berkembang saja sudah jauh di atas 5,2 mmol/l. Pada tahun 1989, Dr Hugh Tunstall-Pedoe dan rekan-rekannya di Dundee mengukur kadar kolesterol darah pada lebih dari 10.000 pria dan perempuan berusia antara 25 dan 64 tahun. Tiga perempat dan mereka memiliki kadar kolesterol di atas 5,2: sepertiganya memiliki kadar di atas 6,5 dan sepersepuluhnya berada di atas 7,8! Dr Tunstall-Pedoe menyimpulkan dua hal utama dan kajiannya. Yang pertama adalah bahwa kajiannya mengukuhkan mengapa orang Skotlandia begitu tidak sehat dan memiliki angka angina serta serangan jantung yang sangat tinggi. Tetapi dia menambahkan bahwa angkaangka ini tidak begitu berbeda dan tempat lain di Eropa. Yang kedua adalah bahwa begitu banyak orang memiliki kadar kolesterol yang tinggi sehingga nasihat tentang cara menurunkan kadar kolesterol bisa diberikan kepada setiap orang, tanpa harus menghabiskan waktu dan biaya untuk membuktikan kebutuhan ini.

Pandangan ini mengalarni tantangan untuk sementara waktu ketika muncul laporan-laporan bahwa kadar kolesterol yang terlalu rendah bisa sama berbahayanya dengan terlalu tinggi. Dr Christopher Isles, yang mengkaji kadar kolesterol pada 15.000 pria dan perempuan di Renfrew dan Paisley, yaitu kota-kota di sebelah barat Glasgow, menemukan bahwa orang-orang yang memiliki kadar kolesterol terendah (di bawah 4 mmol/l) lebih cenderung meninggal karena kanker dibandingkan orang lainnya. Dalam kajiannya, orang-orang yang memiliki angka kematian terendah pada umumnya memiliki kadar kolesterol sekitar 5,6 mmol/l.

Angka-angka ini menunjukkan bahwa mungkin keliru untuk menganjurkan penurunan kadar kolesterol kepada seluruh populasi. Tetapi, penelitian lanjutan sesudahnya menunjukkan bahwa kanker yang timbul pada pasien-pasien dengan kadar kolesterol yang sangat rendah itu sebenarnya sudah hadir sebelum dilakukan pengukuran kolesterol. Kanker mungkin sudah melelahkan mekanisme pembentukan kolesterol tubuh, dan rendahnya angka kolesterol mereka mungkin disebabkan oleh penyakit dan bukan sebaliknya. Sekarang ini sudah diterima secara umum bahwa penurunan kadar kolesterol dari sekitar 6 mmo1/l ke sekitar 4 mmol/l (yang merupakan tujuan dari sebagian besar aturan diet) tidaklah meningkatkan risiko penyakit apapun, tetapi banyak mengurangi angka angina dan serangan jantung.

Hal yang sama berlaku pada kaitan yang mencurigakan dari kadar kolesterol yang rendah. Beberapa kajian telah menunjukkan bahwa meskipun penurunan kolesterol akan mengurangi kematian akibat serangan jantung, tetapi berkaitan dengan meningkatnya kematian akibat kecelakaan, bunuh din dan kekerasan. Temyata ini adalah eksentriksitas stastistikal, dan bukan merupakan perbedaan yang bermakna sesungguhnya. Sangatlah sulit untuk melihat bagaimana penurunan kadar kolesterol bisa membuat seseorang menjadi rentan terhadap serangan penjahat atau kematian akibat kecelakaan lalu lintas.

Apakah penurunan kolesterol sungguh-sungguh memperbaiki penyakit jantung? Lusinan kajian telah dilakukan untuk menjawab pertanyaan ini, tetapi hanya sedikit yang telah memberi jawaban yang memadai. Ini terutama disebabkan oleh kekurangan pada desain percobaan, dan bukan menyatakan bahwa pengurangan kolesterol merupakan kegagalan. Beberapa percobaan pertama dari penurunan kolesterol ditujukan pada seluruh populasi, tanpa memilah kadar kolesterolnya.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar