Ada beberapa jenis voucher isi ulang. Ada yang berbentuk kartu, ada yang cuma berbentuk print out di secarik kertas, dan ada pula yang disebut pulsa (voucher) elektrik. Voucher fisik biasanya bernilai nominal lebih besar. Dengan memperhitungkan ongkos cetak, tentu kurang ekonomis kalau harus membuat kartu voucher dengan nilai kecil.
Nah, untuk melayani permintaan konsumen yang kondisi uangnya 'mepet', maka nominal kecil dalam voucher tentu bisa menjadi pilihan. Pilihan nominal kecil ini disiasati dengan dimunculkannya e-pay dan pulsa elektrik. Bila dibandingkan dengan voucher fisik (yang ada kartunya), harga voucher elektrik dan e-pay biasanya memang relatif lebih murah. Penjual pun senang menjualnya karena dengan modal kecil, untung penjualan voucher bisa sama dengan kalau menjual voucher bernominal besar.
Namun voucher elektrik dan e-pay ini juga memiliki beberapa kelemahan. Berikut pembahasannya:
1. Voucher Fisik: Voucher ini clicetak khusus dengan nomor seri dan nomor kode (password) sesuai besaran pulsa. Ciri voucher ini adalah berbentuk kartu dan baru bisa ini bahkan juga bisa digunakan untuk bisnis multi-level marketing.
Nah, apabila kita berminat menjalankan bisnis ini, kira-kira persiapan apa saja yang harus dipenuhi? Ada beberapa persiapan yang perlu dilakukan, di antaranya membuka outlet voucher, baik di mal, di perumahan (di rumah sendiri), atau di toko pinggir jalan. Berikut langkah-langkah yang bisa dilakukan:
1. Pemilihan Lokasi
Outlet bisa dibuka di mal, toko pinggir jalan, atau bahkan di rumah sendiri. Penjualan voucher di mal tentu banyak saingannya. Namun, dengan berbisnis secara bersama-sama, pelanggan akan lebih banyak yang datang. Oleh karena, mereka melihat banyak pilihan, bukan? Dengan banyaknya calon pembeli, tentu tinggal menyiasati bagaimana agar mereka melirik ke outlet kita.
Tip Sebelum Memulai Usaha Jual Voucher Pulsa Handphone
Sementara untuk penjualan voucher di pinggir jalan, kita memiliki peluang menjaring orang yang lewat. Papan nama yang besar, spanduk yang menarik, interior yang menawan, dan papan harga murah, pasti akan menarik minat pembeli untuk mampir. Bagusnya lagi kalau outlet kita letaknya di ujung gang sehingga berkemungkinan menambah jumlah pembeli dari warga kompleks perumahan.
2. Harga dan Papan Harga
Papan harga memang menjadi daya tarik bagi pembeli untuk melihat outlet kita. Kalau dirasa harga yang dipasang lebih dilihat kodenya setelah kita gosok bagian tertentu. Kombinasi angka inilah yang didapat oleh pembeli, yang apabila diisikan ke telepon seluler, maka operator akan menambahkan pulsa senilai voucher yang kita beli. Nilai voucher fisik ini biasanya dimulai dari Rp25.000,-.
2. Voucher E-Pay (electronic payment): Voucher ini berbentuk kertas dan dikeluarkan oleh operator tertentu seperti Mentari, IM3, Fren, Flexy, dan lainnya. Nilai nominal voucher e-pay ini biasanya kecil, yaitu antara Rp5.000-25.000,-. Voucher ini hanya berupa kertas yang dicetak, dilengkapi nomor seri dan nomor kodenya terbuka. Untuk membeli voucher ini memang harus berhati-hati karena kodenya yang tidak ditutup, sehingga memungkinkan orang-orang yang tidak dikehendaki mengintipnya. Jika orang yang mengintip itu bisa mengisikan lebih dulu ke telepon selulernya, hilanglah pulsa kita. Jadi hati-hati dengan voucher ini.
3. Voucher Elektrik: Voucher ini tidak berbentuk kartu atau kertas. Voucher ini hanya berupa pengaktifan kode elektronik, yang hanya bisa dilakukan oleh perangkat elektronik telekomunikasi tertentu dengan bantuan server. Voucher elektrik ini pada akhirnya bisa dipakai dalam berbagai bentuk bisnis, seperti kerja sama dengan perbankan yang pembeliannya lewat ATM. Pulsa elektrik ini bahkan juga bisa digunakan untuk bisnis multi-level marketing.
Pustaka
Cara Brilian Menjadi Karyawan Beromzet Miliaran Oleh Masbhukin Pradhana
Tidak ada komentar :
Posting Komentar