Bila sebuah perusahaan ingin melaksanakan program Manajemen Kinerja Karyawan walaupun dalam "sekala terbatas" sebaiknya mulailah dengan mencoba menjawab dulu pertanyaan-pertanyaan atau chek-list di bawah ini sampai mereka puas dan yakin dengan jawabannya sendiri.
1. Apa sebenarnya tujuan dari penerapan Manajemen Kinerja? Apa yang ingin diperoleh perusahaan? Untuk apa harus dibuat dan dilaksanakan? Apakah dalam usaha meningkatkan kinerja organisasi secara keseluruhan? Sekadar mencari sebuah ''dasar yang obyektif" untuk menetapkan besarnya kenaikan gap atau jumlah bonus yang akan dibagikan? Apakah sebagai bagian integral dari program pengembangan sumber daya manusia? Atau untuk semuanya? Sepakati dulu tujuan tersebut dengan pimpinan puncak organisasi termasuk Dewan Direksi. Tujuan akan menentukan bentuk dan proses penerapan sistem yang akan digunakan.
2. Apakah pimpinan puncak dan seluruh jajaran manajemen sudah mendukung penuh dan seluruh karyawan telah siap mental untuk melaksanakan program Manajemen Kinerja? Siapa yang menginginkan diterapkannya Manajemen Kinerja? Pimpinan organisasi/ perusahaan, karyawan, atau hanya bagian sumber daya manusia?
3. Bila memang ada komitmen dan dukungan dari semua jajaran manajemen, apakah target "kinerja" perusahaan secara keseluruhan yang ingin dicapai sudah ditetapkan, diketahui dan mungkin disepakati oleh mereka yang terkena? (Karyawan dan mungkin Serikat Pekerja, bila ada) Apakah pencapaian target tersebut sepenuhnya tergantung pada usaha/prestasi sumber daya manusia atau juga pada faktor teknologi misalnya?
4. Apakah karyawan sudah dibekali dengan semua pengetahuan dan keterampilan yang mereka perlukan? Apakah mereka juga mempunyai sikap yang positif terhadap usaha memajameni kinerja mereka? Apakah perusahaan telah memberikan semua sarana, dana dan daya yang diperlukan, termasuk wewenang dan kebebasan untuk bertindak?
5. Bagaimana penilaian akan dilakukan? Apa atau apanya yang akan dinilai? Dengan kata lain, sistem seperti apa yang akan digunakan? Sistem yang dipilih tentunya harus mendukung tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan, sehingga harus dipikirkan dan dikaji dengan teliti. Jangan asal comot atau jiplak sistem yang digunakan oleh orang lain atau yang kelihatannya berjalan baik di perusahaan lain. Sistem mereka belum tentu "pas" untuk organisasi kita.
6. Siapa menilai siapa? Dalam praktek, mayoritas dari sistem Manajemen Kinerja yang digunakan masih menetapkan bahwa hanya atasanlah yang menilai bawahan. Mengapa bawahan juga tidak menilai atasan? Bukankah seringkali mahasiswa diminta menilai kemampuan para dosen, dan peserta kursus maupun lokakarya seringkali diminta menilai para pengajar atau instruktur? Bahkan mengapa tidak melibatkan juga pihak lain di luar atasan dan bawahan, misalnya rekan sekerja, para pengguna jasa internal (internal customers) dan pelanggan yang harus memberikan penilaian, sebagaimana ditetapkan oleh Sistem Manajemen Kinerja yang disebut "360 derajat?"
Apabila semua pertanyaan tersebut di atas telah disepakati jawabannya oleh semua pembuat keputusan, terutama oleh pimpinan puncak organisasi dan fungsionaris Unit Sumber Daya Manusia, maka organisasi anda dapat mulai dengan langkah-langkah berikutnya.
Pustaka
Sistem Manajemen Kinerja Oleh Achmad S. Ruky
9/06/2013
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar