Membantu kontrol perkemihan dan latihan kandung kemih. Apabila inkontinensia urine disebabkan oleh cerebral clouding, bingung, atau penyakit akut, pengendalian urine dapat diperoleh dengan latihan kandung kemih yang konsisten dan menetap. Jadwal untuk berkemih harus diikuti dengan ketat sampai pasien, berhasil belajar kembali mengenal dan mengadakan respons yang sesuai terhadap keinginan untuk berkemih. Karena pasien ini mengalami cerebral clouding, bingung, atau penyakit akut yang dapat mengganggu responsnya, perlu ada orang lain yang membantu pasien mengingat jadwal berkemih.
Pada umumnya, individu berkemih ketika bangun pagi, sebelum tidur malam, dan sebelum atau sesudah makan. Minuman yang mengandung kopi mempunyai efek diuretik. Biasanya, 20 menit setelah minum kopi, akan terasa ingin berkemih. Pengetahuan tentang hal ini dapat membantu perawat membuat jadwal yang efektif. Juga perlu diperhatikan kebiasaan pasien untuk berkemih sebelum ia sakit. Apabila jadwal tidak berhasil, dicoba membantu pasien berkemih setiap 1-2 jam dalam 24 jam.
Selama pelaksanaan program latihan kandung kemih, ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan, yaitu mobilisasi pasien, posisi waktu berkemih, asupan cairan (3.000 ml per hari), dapat memberi irigasi internal pada kandung kemih, dan pengosongan total kandung kemih (tidak ada residu urine). Residu urine dapat menjadi medium yang baik untuk pertumbuhan bakteri. Jika memungkinkan, pasien dibantu ke kamar mandi karena tempat atau lingkungan dapat mengingatkannya untuk berkemih. Apabila pasien tidak mampu ke kamar mandi, pasien diberi urinal atau pispot di tempat tidur dan beri posisi duduk.
Drainase urine eksternal. Untuk pria, drainase eksternal dapat dilakukan dengan memakai kateter kondom. Sudah ada produk kondom yang dijual bebas, lengkap dengan kantung urine dan slang drainase. Kondom biasa juga dapat dipakai. Ujung dari kondom yang tertutup diberi lubang. Ujung kondom yang sudah dilubangi disambung pada slang drainase dengan plester. Sebelum kondom dipasang pada penis, penis dicuci dengan air dan sabun secara saksama, kemudian keringkan dengan baik. Periksa penis, apakah ada edema, lecet, kebiruan, dan lain-lain. Kondom tidak boleh menyebabkan konstriksi pada penis. Harus ada jarak sekitar 2,5 cm antara meatus dan slang drainase. Beri elastoplast di bagian atas kondom. Elastoplast tidak boleh menyentuh kulit penis. Jangan memakai plester adhesif.
Kateter eksternal (kondom) harus diganti dan dicuci setiap hari. Penis dicuci dengan air sabun dan dikeringkan dengan baik sebelum kondom dipasang. Pasien diberi penyuluhan cara memakai kateter eksternal, mengganti dan mencuci kateter eksternal, serta merawat kulit penis. Mempertahankan integritas kulit. Kulit harus bersih, tidak berbau, dan dekubitus. Luka di kulit akibat inkontinensia urine dapat mengakibatkan sepsis, perawatan yang lebih lama di rumah sakit, dan peningkatan biaya.
Pasien yang tidak sadar atau tidak mampu menolong dirinya perlu dibantu oleh perawat atau staf perawatan. Celana pelindung atau kateter eksternal dapat dipakai. Area perineum dan genital harus dicuci dengan air dan sabun serta dikeringkan dengan baik setiap kali mengganti celana pelindung atau kateter eksternal. Salep A & D atau bedak zink oksida dapat dipakai untuk melindungi kulit dari iritasi. Deodoran juga dapat dipakai untuk mengurangi bau dalam kamar.
Meningkatkan harga diri. Pasien dengan inkontinensia urine sering merasa terisolasi dari keluarga dan teman. Harga diri mungkin menurun apabila pasien merasa tidak mampu mengendalikan urinenya atau pakaian dan sepreinya basah dan berbau urine. Oleh karena itu, ada baiknya apabila tindakan yang tepat untuk memperbaiki inkontinensia urine dilaksanakan. Penyuluhan pasien/keluarga. Penyuluhan adalah unsur penting dalam manajemen keperawatan untuk pasien dengan inkontinensia urine. Pasien dan keluarga diberi motivasi untuk mempelajari cara yang benar menangani inkontinensia urine. Penjelasan tentang rasional meningkatkan asupan cairan, mobilitas, mematuhi jadwal untuk berkemih (latihan kandung kemih), dan lain-lain dapat meningkatkan kepatuhan pasien dan keluarga.
Latihan perineum (senam Kegel) mungkin sangat membantu inkontinensia stres yang ringan. Inkontinensia stres pada wanita dapat dicegah apabila latihan perineum diajarkan sebelum dan sesudah melahirkan. Latihan perineum. Kencangkan otot perineum, misalnya dengan menahan kencing selama tiga detik, kemudian biarkan otot menjadi relaks. Dapat juga mengejan seperti mau defekasi. Relaks, kemudian kencangkan otot perineum. Duduk di toilet dengan membuka kedua lutut lebar. Keluarkan dan tahan berkemih secara bergantian. Keluarga dan pasien perlu diberi penjelasan tentang:
1. Tindakan untuk mempertahankan integritas kulit.
2. Merawat kateter eksternal dan sistem drainase serta merawat kulit perineum dan genitalia eksterna.
3. Mengenal dan melaporkan tanda dan gejala ISK.
Pustaka
Klien Gangguan Ginjal Oleh Mary Baradero, SPC, MN, Mary Wilfrid Dayrit, SPC, MAN & Yakobus Siswadi, MSN
2/13/2013
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar