1/14/2013

Skala Likert: skala yang mengukur kesetujuan atau ketidaksetujuan

Skala Likert disebut juga summated rating scale. Skala Likert merupakan skala yang mengukur kesetujuan atau ketidaksetujuan seseorang terhadap serangkaian pernyataan berkaitan dengan keyakinan atau perilaku mengenai suatu obyek tertentu. Sebenarnya Skala likert merupakan skala ordinal akan tetapi dalam penelitian-penelitian bisnis khususnya pemasaran seringkali dimodifikasi dan diasumsikan sebagai skala interval. Biasanya format Skala Likert merupakan perpaduan antara kesetujuan dan ketidak setujuan, skala ini dikembangkan oleh Rensis Likert sehingga dikenal dengan Skala Likert.


Skala ini banyak digunakan karena memberi peluang kepada responden untuk mengekspresikan perasaan mereka dalam bentuk PERSETUJUAN terhadap suatu pernyataan Pertanyaan yang diberikan berjenjang, mulai dari tingkat terendah sampai tertinggi. Jumlah pilihan jawabannya bisa tiga, lima, tujuh, sembilan, yang jelas harus ganjil.

Semakin banyak pilihannya, semakin mewakili jawaban responden. Namun, semakin banyak pilihan jawaban, semakin sulit mencari kata-kata yang dapat dipahami secara umum. Dalam bahasa Inggris, misalnya, pilihan jawaban berikut lumrah: extremely disagree, strongly disagree, disagree, neither agree nor diagree, agree, strongly agree, extremely agree. Dalam bahasa Indonesia, scpanjang dapat disepakati, pilihan jawaban berikut ini dapat dipakai: amat sangat tidak setuju, sangat tidak setuju, tidak setuju, netral, setuju, sangat setuju, amat sangat setuju. Masalahnya, kata 'amat sangat' jarang dipakai.

Skala Likert dapat dipakai dengan beberapa variasi bentuk pertanyaan. Dua variasi pertanyaan diberikan pada gambar di bawah. Karena pilihan jawabannya berjenjang, setiap pilihan jawaban bisa diberi skor. Skor 1 bisa ditempatkan pada jenjang jawaban terendah, misalnya 'sangat tidak setuju', bisa pula pada jenjang jawaban tertinggi, misalnya 'sangat setuju', asal dilakukan secara konsisten.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat menggunakan skala Likert. Pertama, urutan pertanyaan perlu diacak agar setiap pertanyaan mendapat peluang yang sama untuk setiap posisi. Hal ini penting untuk menghindari bias posisi.

Kedua, hindari keseragaman pilihan jawaban dengan mengacak titik ekstrem positif dan negatif. Seperti pada gambar di bawah, letak sangat setuju, sebagian di sebelah kiri, sebagian lagi di sebelah kanan. Hal ini perlu dilakukan untuk menghindari pemberian jawaban yang seragam untuk semua jawaban karena kemalasan responden untuk memeriksa pertanyaan sate per satu.

Masih ada perbedaan pendapat tentang jenis data yang diperoleh melalui skala Liken. Namun, bagi Bush, et. al., data yang diperoleh dari skala Liken memiliki skala interval berjenjang (ordinally interval scale).. Bahkan, dengan yakin, Cooper dan Schlindler mengatakan bahwa skala Liken menghasilkan data intervals Namun, bagi Zikmund, skala Liken menghasilkan data ordinal.

Bagaimana kita menyikapinya? Sepanjang peneliti yakin skala Likert yang digunakan dapat menghasilkan data yang memenuhi syarat-syarat data interval, perlakukan saja data yang dihasilkan sebagai data interval. Masalahnya, kalau pilihan dalam bahasa aslinya diindonesiakan: strongly disaggre menjadi sangat tidak setuju, disaggre menjadi tidak setuju, neither disaggre nor aggree menjadi antara setuju dan tidak setuju, aggre menjadi setuju dan strongly aggre menjadi sangat setuju, apakah terjemahan Indonesianya itu sama persis dengan aslinya? Kalau tidak yakin, perlakukan data sebagai data ordinal. Sebaliknya, kalau yakin, perhitungan data sebagai data interval. Namun, untuk menyatakan yakin atau tidak, perlu dukungan teori yang sesuai.



Pustaka
- Penelitian Bisnis - Paragidma Kuantitati Oleh Dr. Asep Hermawan, M.Sc
- Analisis Multivariat Pemasaran Oleh Bilson Simamora

1 komentar :

  1. wahyono kuntohadi30 Juli 2011 pukul 00.03

    salam kenal,
    saya seorang statistisi,
    dan kebetulan pernah amat akrab dengan skala likert ini.
    area yang dulu saya geluti adalah marketing research.
    ada 2 hal yang cukup menggelitik:

    1. apabila item pertanyaannya berisi pernyataan negatif, maka jawaban responden akan cenderung memiliki variasi yang tinggi. contohnya: "pelayanan yang anda terima benar-benar tidak memuaskan" (pernyataan negatif), bandingkan dengan "pelayanan yang anda terima telah memuaskan anda' (positif). Sebagai akibatnya, pola jawaban akan jauh lebih mampu memunculkan 'hidden point' karena variasi tersebut mampu menciptakan nilai eigen lebih kuat pada saat proses penyusutan dimensi variabel oponi melalui principal component

    2. dalam dunia marketing, 'persetujuan' responden itu dibutuhkan untuk menciptakan persaingan brand image, namun kenyataannya itu tak selalu terkait dengan kemenangan brand tersebut di sisi sales. Mengapa demikian? karena sebenarnya yang diperlukan bukanlah 'persetujuan' konsumen, namun 'keputusan konsumen'. Dan hal ini sebenarnya tak mengherankan, karena tipe konsumen itu bermacam2 jika sudah terjadi penawaran antara value.of.product vs money.he.has di benaknya. Konsumen yg risk.taker akan memiliki pola 'keputusan beli' yang berbeda dengan konsumen yang 'risk.avoider', meskipun amat mungkin keduanya memberikan skor likert yang sama pada pertanyaan yang berisi item 'persetujuan'

    BalasHapus