1/01/2014

Prinsip-prinsip klasifikasi antropometrik pada overweight dan kegemukan perut (abdominal fatness)

Klasifikasi internasional untuk derajat overweight didasarkan pada indeks massa tubuh (IMT atau BMI/body mass index) atau indeks Quereler. Ukuran ini dihitung dengan membagi berat badan (dalam kilogram) dengan tinggi badan (dalam meter) yang dikuadratkan. Definisi derajat overweight dan obesitas memungkinkan pembandingan angka prevalensi secara internasional. Angka mortalitas yang rendah kebanyakan terlihat pada kisaran IMT yang sehat sampai usia 60 tahun. Orang-orang yang overweight menghadapi risiko morbiditas yang meningkat dan dengan demikian harus mencegah kenaikan berat badan yang lebih lanjut. Penurunan berat badan direkomendasikan dalam kategori ini jika terdapat faktor risiko lain terjadinya penyakit. Orang-orang yang sangat berlebih beratnya atau sangat gemuk (obese) akan menghadapi risiko penyakit yang meningkat tanpa tergantung pada keberadaan faktor risiko yang lain, dan penurunan berat badan direkomendasikan bagi seorang yang sangat gemuk. Dad perspektif internasional harus dicatat bahwa implikasi tingkat tertentu IMT pada kesehatan dengan memperhitungkan penumpukan lemak tubuh dan distribusi lemak dapat beragam antar-populasi. Sebagai contoh, populasi Asia memiliki risiko absolut yang lebih tinggi untuk menderita diabetes melitus tipe 2 jika dibandingkan populasi Kaukasian pada tingkat IMT yang sama. Dengan demikian, interprerasi yang spesifik terhadap populasi pada definisi obesitas tetap dimungkinkan.

Ukuran antropometrik lainnya yang didasarkan pada lingkar tubuh juga digunakan di bidang ini. Salah satu ukuran tersebut adalah ratio lingkar pinggang terhadap lingkar panggul (waist hip ratio (WHR) yang merupakan indikator distribusi lemak ketimbang jumlah total lemak tubuh. WHR tampaknya sulit diinterpretasikan, khususnya pada populasi yang berusia lanjut. WHR yang tinggi pada manula dapat mencerminkan lingkar pinggang yang besar tetapi juga dapat merefleksikan lingkar panggul yang mengecil. Lingkar panggul dapat mengecil sebagai konsekuensi penurunan lean body mass yang sering kali terlihat pada penuaan. WHR string ditafsirkan secara keliru sebagai ukuran lemak perut saja. Jumlah lemak perut dapat diperkirakan dengan ketepatran yang lebih tinggi melalui pengukuran lingkar pinggang saja. Sebagian periset mengusulkan action level (tingkat pengambilan tindakan) berdasarkan ukuran lingkar pinggang yang besar dan bukan IMT serta WHR. Lingkar pinggang diukur melalui titik tengah garis yang menghubungkan iga paling bawah dengan krista iliaka (bagian lateral sebelah atas dari tulang panggul/os pelvis) sementara orang yang diukur berada dalam posisi bcrdiri. Korelasi antara lingkar pinggang dan posisi berdiri tidak dapat mengabaikan penyesuaian dengan tinggi badan dalam kategori usia 20-60 tahun.

Action level tampaknya cepat untuk mengidentifikasikan orang yang memiliki faktor risiko kardiovaskular, diabetes tipe 2 atau pun keluhan napas terasa pendek ketika menaiki anak tangga. Namun demikian, sebagian periset mencatat bahwa kriteria yang melandasi waist action level adalah berdasarkan tingkat WHR yang disepakati dan bahwa evaluasi dengan memperhitungkan faktor risiko adalah berdasarkan data cross-sectional. Oleh karena itu, nilai cut off (atau action level) untuk klasifikasi lingkaran perut masih diperdebarkan. Idealnya, konsensus yang berkaitan dengan action level harus dicapai dengan menggunakan data longitudinal yang menghubungkan tingkat lingkar pinggang dengan angka mortalitas, morbiditas dan disabilitas yang minimal. Karena pengenalan kemungkinan digunakannya lingkar pinggang relatif masih baru, maka basil-basil analisis semacam itu masih belum banyak tersedia.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar