10/08/2013

Merancang Lingkungan Rumah Sakit yang Aman

Merancang Lingkungan yang Aman
[caption id="attachment_2174" align="alignleft" width="200" caption="Lingkungan Rumah Sakit"]. Setiap petugas dapat melakukan kesalahan apabila kondisi tempat mereka bekerja memberikan peluang untuk melakukan kesalahan atau pelanggaran. Lingkungan yang tidak kondusif, seperti tidak ada kerja sama, tidak ada supervisi, kejenuhan, kelelahan, stres, beban kerja berlebihan, pengaturan jaga yang tidak merata akan membuat konsentrasi dan performance karyawan terganggu. Oleh sebab itu, manajer harus dapat merancang lingkungan kerja yang kondusif agar mereka tidak mengalami kelelahan fisik dan mental. Upaya-upaya yang dapat dilakukan antara lain memperhatikan jam kerja, beban kerja, rasio staf, dan jadwal rotasi jaga, merancang sistem yang dapat meminimalkan keragu-raguan/kebingungan, standarisasi komunikasi serah terima tugas, meminimalkan polusi lingkungan (berisik, getaran), serta menjamin berjalannya supervisi dan komunikasi dalam teamwork.

- Potential safety risk. Mengantisipasi peralatan yang yang mempunyai risiko menyebabkan kecelakaan kerja dan mengancam keselamatan pasien, seperti instalasi listrik, penampung air, air conditioning (AC), konstruksi bangunan, dan peralatan emergency. Instalasi listrik apabila tidak dipelihara dan diinspeksi secara berkala berpotensi mengganggu kelancaran pelayanan, misalnya listrik padam saat operasi. Air yang terkontaminasi oleh kuman E. coli dapat menyebabkan infeksi saluran pencemaan bagi pasien atau tenaga kesehatan rumah sakit.

- Fire safety. Sarana dan prasarana yang berhubungan dengan pemadam kebakaran seperti alat pemadam kebakaran dan hydrant air harus selalu diinspeksi dan dikontrol secara berkala.

- Hazardous material. Bahan dan alat medis seperti botol infus, jarum, linen, atau barang-barang yang terkontaminasi dengan cairan tubuh harus dikelola sesuai protokol agar tidak menjadi sumber penularan penyakit.

- Equipment maintenance. Semua peralatan rumah sakit dan alat diagnostik (USG, CT scan, elektromedik, dsb.) harus diinspeksi dan dimonitor secara berkala agar tidak mengganggu operasional pada saat peralatan tersebut diperlukan. Manajemen perlu merencanakan penggantian dan penambahan alat-alat baru sesuai kebutuhan, beradasarkan usulan dari unit yang memerlukan.

Pustaka
Membangun Budaya Keselamatan Pasien Dalam Praktik Kedokteran Oleh J.B.Suharjo B.Cahyono,Dr.,Sp.PD

Tidak ada komentar :

Posting Komentar