Secara umum bermain aktif banyak dilakukan pada masa kanak-kanak awal sedangkan kegiatan bermain pasif lebih mendominasi kegiatan pada akhir masa kanak-kanak yaitu sekitar usia praremaja karena adanya perubahan fisik, emosi, minat dan sebagainya. Tapi tidak berarti bahwa kegiatan bermain aktif akan menghilang dan digantikan oleh kegiatan bermain pasif sebab kedua jenis kegiatan bermain ini akan selalu ada bersama, hanya saja penekanannya yang berbeda.
Kedua jenis kegiatan tersebut akan memberi kesenangan, kebahagian pada anak dan dapat memenuhi kebutuhan anak untuk bermain. Masing-masing jenis kegiatan bermain tersebut di atas mempunyai sumbangan positif baik terhadap penyesuaian sosial maupun penyesuaian diri anak dan perkembangan emosi, kepribadian maupun perkembangan kognisi.
Selanjutnya akan dibahas pengertian bermain aktif dan pasif, dilengkapi dengan macam-macam kegiatan untuk masing-masing kelompok serta manfaat yang dapat dipetik dari tiap kegiatan.
PENGERTIAN KEGIATAN BERMAIN AKTIF
Kegiatan bermain aktif adalah kegiatan yang memberikan kesenangan dan kepuasan pada anak melalui aktivitas yang mereka lakukan sendiri.
Kegiatan bermain aktif juga dapat diartikan sebagai kegiatan yang melibatkan banyak aktivitas tubuh atau gerakan-gerakan tubuh. Seberapa sering anak melakukan kegiatan bermain jenis ini dan apa saja ragam permainan yang mereka lakukan. Sangat bervariasi dan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:
a. Kesehatan
Anak yang sehat akan lebih banyak melakukan kegiatan bermain aktif dan lebih memperoleh rasa puas dari apa yang mereka lakukan.
Beda halnya pada anak-anak yang kurang sehat atau sering terkena penyakit, kegiatan bermain aktif akan cepat menimbulkan rasa lelah sehingga mereka kurang terdorong atau tidak dapat terlalu banyak melakukan jenis bermain aktif.
b. Penerimaan sosial dari kelompok teman bermain
Kegiatan bermain aktif pada umumnya melibatkan sejumlah anak. Kalau anak merasa diterima oleh teman-teman sepermainan, itu akan lebih menyukai jenis kegiatan bermain aktif dan sebagian bestir waktu bermainnya tentu akan terisi oleh jenis kegiatan ini.
c. Tingkat kecerdasan anak.
Kecerdasan anak akan berpengaruh terhadap variasi kegiatan bermain aktif. Anak yang sangat cerdas atau yang tidak cerdas biasanya tidak terlampau banyak melakukan kegiatan bermain aktif, karena minat mereka tidak sama dengan anak-anak yang mempunyai taraf kecerdasan rata-rata sehingga mempengaruhi minat bermainnya. Bukan dalam artian mereka tidak suka melakukan kegiatan kegiatan aktif, tapi kegiatan bermain mereka umumnya diimbangi dengan kegiatan bermain jenis lainnya.
Variasi kegiatan bermain aktif pada anak yang tidak atau kurang cerdas juga tidak terlampau banyak bila dibandingkan dengan anak yang mempunyai kecerdasan rata-rata atau mendekati rata-rata karena taraf kecerdasan juga mempengaruhi minat bermain mereka.
d. Jenis Kelamin
Anak perempuan umumnya tidak begitu sering melakukan kegiatan bermain aktif yang sifatnya agak "kasar" dan kelaki-lakian bila dibandingkan dengan anak laki-laki. Hal ini terjadi bukan karena anak perempuan kurang sehat atau kurang kuat. Masyarakat dalam hal ini orang tua kurang mendukung, bila anak perempuannya melakukan permainan yang kasar sehingga tanpa disadari juga mempengaruhi minat bermain anak. Ada penelitian-penelitian yang dilakukan terhadap permainan anak berdasarkan perbedaan jenis kelamin.
e. Alat permainan
Alat permainan yang tersedia untuk anak akan menentukan jenis bermainnya, apakah anak lebih sering melakukan kegiatan bermain aktif dan pasif. Bila fasilitas yang tersedia untuk bermain aktif tidak banyak. otomatis anak akan lebih condong melakukan kegiatan pasif. Misalkan saja orang tua atau pihak sekolah kurang menyediakan alat permainan untuk bangun membangun (konstruktif) seperti balok-balok dari kayu atau plastik, alat dapur dalam bentuk miniatur, alat pertukangan, puzzle, maka anak akan lebih banyak menghabiskan waktu untuk bermain pasif seperti menonton TV atau film, membaca buku, mendengar musik dan lain-lain.
f. Lingkungan tempat atau dibesarkan
Lingkungan bisa diartikan sebagai daerah pedesaan dan pertokoan. Di daerah pedesaan yang masih mempunyai lahan luas akan lebih memungkinkan anak melakukan kegiatan bermain aktif dalam suasana alam terbuka, misalnya saja mereka punya kesempatan untuk memanfaatkan tumbuh-tumbuhan ataupun benda-benda yang ada di lingkungan sekitarnya, membuat mainan dari daun pisang, daun kelapa, bermain layang-layang, memancing ikan dan lain-lain. Sedangkan anak yang hidup di lingkungan perkotaan akan mempunyai kegiatan bermain aktif yang berbeda mengingat lahan yang terbatas dan banyaknya fasilitas lain yang bisa dinikmati.
Pustaka Artikel Kegiatan Bermain Aktif
Bermain, mainan dan permainan Oleh Mayke S. Tedjasaputra
Tidak ada komentar :
Posting Komentar