Melihat berurusan terutama dengan cahaya. Di malam yang gelap gulita, kita tidak bisa melihat apa-apa kecuali bila kita kebetulan punya senter. Ini sama halnya dengan kamera inframerah. Katau kita mau melihat sesuatu pada gambar-gambar kamera infra-merah, diperlukan cahaya—memang sebuah cahaya yang tidak kelihatan oleh kita manusia: yakni cahaya inframerah.
Jika kita dengan sebuah senter menerangi sehelai kertas, lampu senter akan mengirim gelombang cahaya. Gelombang cahaya sampai pada kertas sebagai berkas cahaya. Tetapi, dari kertas tadi, gelombang cahaya itu membentur kembali karena tidak bisa menerangi tembus. Gelombang itu dilontar batik atau dipantulkan, demikian bunyi istilah ilmiahnya, dan cahaya yang dipantulkan itu bisa dilihat oleh mata kita. Gelombang cahaya infra-merah juga dipantulkan. Hanya, kita tak bisa melihatnya. Dalam film tentang kehidupan binatang sering diperlihatkan hasil pemotretan yang dibuat di malam gelap gulita. Meskipun binatang itu kelihatannya berdiri dalam lingkar sorotan cahaya, ia tidak lari dan sering tidak pernah tahu bahwa ia sebenarnya disinari. Sebagaimana kita manusia, kebanyakan binatang juga tidak melihat cahaya lampu itu karena cahaya itu cahaya inframerah. Tetapi, ada kamera yang dengan baik sekali bisa melihat cahaya infra-merah. Kamera ini menangkap gelombang inframerah yang dipantulkan seperti kamera film normal menangkap cahaya yang dapat dilihat. Tentu saja menggunakan film inframerah khusus. Jika film itu dicetak, kita bisa melihat gambar-gambarnya dan bisa menyaksikan apa yang terjadi dalam kegelapan.
Pustaka
Tau Gak Sih? Mengapa Langit Biru? Oleh Bernhard Schulz, Antje Wegener, Carola Zinner
6/01/2013
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar