6/23/2013

Jerman dulu dan sekarang

, negara ini juga merupakan negara eksportir terbesar di dunia. Jumlah ekspor Jerman pada tahun 2006 sebesar 1.133 triliun. Pada tahun yang sama, terjadi surplus perdagangan sebesar 165 miliar Euro. Andalan utama ekspor Jerman adalah mesin-mesin, automobil, logam, dan bahan kimia. Perekonomian yang maju membuat standar kehidupan Jerman sangat tinggi.

Reunifikasi Jerman Timur dan Jerman Barat pada tahun 1990 menimbulkan masalah khusus dalam perekonomian Jerman. Salah satunya adalah pengangguran. Hal itu disebabkan pemerintah membatasi pajak fiskal dan memotong beberapa usaha yang termasuk sektor publik. Namun demikian, pemerintah mendukung kewirausahaan di negara tersebut. Dukungan pemerintah itu ternyata membuahkan hasil. Warga negara Jerman segera berlomba-lomba bersaing menjadi yang terbaik dalam setiap bidang usaha. Bahkan, majalah ekonomi Eropa mengumumkan bahwa Jerman merupakan negara dengan tingkat persaingan usaha paling kompetitif di kawasan Eropa.

Perkembangan tersebut sangat berbeda dengan keadaan Jerman 60 tahun sebelumnya, yaitu pada tahun 1933. Saat itu, Jerman baru saja menderita kekalahan Perang Dunia I. Keadaan ekonomi mereka sangat buruk. Kesejahteraan terabaikan, muncul banyak pengangguran, dan kejahatan. Sebabnya adalah pemerintah tidak memiliki cukup cadangan kekayaan untuk mengelola negara. Semua persediaan habis untuk biaya perang. Untuk mengatasi hal itu, Hitler mengumumkan bahwa Jerman harus bangkit. Rencana kebangkitan Jerman yang diimpikan oleh Hitler itu dijalankan secara ketat. Bahkan, semua lawan politik Hitler yang berbeda paham ditangkap dan dibunuh.

Pada tahun 1939, nasionalisme rakyat Jerman semakin memuncak. Pada tanggal 1 September 1939, Jerman melakukan penyerangan terhadap Polandia. Dua hari kemudian, lnggris dan Francis membalas dengan mengumumkan Perang Dunia II. Peperangan di kawasan Eropa itu menyulut peperangan di daerah lain di dunia. Jerman bersekutu dengan Uni Soviet dan mengumumkan perang dengan Amerika Serikat. Pada saat itu, Jepang juga telah terseret dalam perang Asia Pasifik. Kekuasaan Amerika Serikat dan Jerman membuat Jepang menggalang, kekuatan baru di kawasan Asia Pasifik. Indonesia merupakan salah satu negeri yang dimanfaatkan oleh Jepang untuk dilibatkan dalam perang dunia tersebut.

Namun kini, keadaan telah berbalik. Sejarah kekalahan perang pada masa lalu dan krisis ekonomi telah berakhir. Jerman kini menjadi salah satu negara industri dan ekspor terbesar di dunia. Somber (Jaya manusia yang terlatih membuat negara ini mampu mengontrol perkembangan eknominya sendiri. Pemerintahnva pun mengatur peredaran uang secara ketat. Mata uang negara berbentuk republik ini adalah Euro (E). Bidang ekspor yang maju di Jerman membuat negara tersebut banyak menggunakan uang giral, seperti cek dan letter of credit. Sebaliknya, uang kartal digunakan dalam transaksi sehari-hari.

Secara tidak langsung, perubahan iklim politik dan ekonomi Jerman berpengaruh pada kehidupan sosial budaya. Misalnya, pada masa kejayaan Hitler, paham komunis dan sosialis yang berkembang di Jerman memunculkan sejumlah pemikir dan seniman yang terkenal. Salah satu pemikir sekaligus seniman Jerman yang dikenal dunia hingga saat ini adalah Bertolt Brecht. la banyak menciptakan karya seni, terutama sastra, yang pro-komunisme. Satu karya naskah drama yang sangat terkenal berjudul "Bald Soprano" atau "Biduanita Botak". Drama itu ditulis oleh Brecht sebagai usaha mendukung pemikiran Hitler dan menentang ideologi Kapitalisme. Pada saat itu, karya seni merupakan saluran penenaman ideologi yang cukup berpengaruh bagi kekuasaan Hitler. Namun, reunifikasi Jerman menimbulkan berbagai pandangan barn dalam seni. Kebebasan berpendapat dan berkarya mulai dimanfaatkan oleh para seniman Jerman saat ini. Misalnya, pada tahun 2003, film "Good Bye Lennin!" diluncurkan ke masyarakat Eropa. Film yang menceritakan kebebasan dari kungkungan ideologi itu sukses di ajang Festival film Cannes, sebuah ajang bergengsi untuk film-film internasional.

Selain perubahan dalam bidang politik dan budaya, perubahan juga terjadi dalam bidang ekonomi dan sosial, khususnya masalah demografi. Tuntutan ekonomi sebagai negara industri membuat sebagian besar rakyat Jerman kurang memerhatikan kebutuhan untuk bereproduksi. Hal itu ditandai dengan rendahnya tingkat pertumbuhan penduduk dan angka kelahiran. Dengan jumlah populasi 82 juta jiwa, masyarakat Jerman hanya menghasilkan 139 anak per bulannya. Jurnlah itu merupakan salah satu jumlah yang terrendah di dunia.

Pustaka
IPS TERPADU : - Jilid 3A Oleh Sri Pujiastuti, Dkk

Tidak ada komentar :

Posting Komentar