Kredit & Loan Administration Department
Sebelum krisis ekonomi 1997 terjadi, bank-bank berlomba-lomba dalam memberikan kredit atau loan untuk proyek-proyek raksasa (mega proyek), seperti industri petro kimia, jalan tol, atau pun properti. Untuk proyek besar seperti itu, bank biasanya melakukan Kredit Sindikasi dengan beberapa Bank lainnya. Bank yang bertindak sebagai Arranger Bank akan memperoleh fee tambahan. Memang saat itu fee yang diperoleh dari loan, baik untuk proyek raksasa maupun proyek 'gurem' sangat menggiurkan. Dengan asumsi pertumbuhan ekonomi di atas 7% pertahun dan inflasi yang rendah, yaitu di bawah 10%, menjadikan bank sangat agresif mengucurkan loan kepada nasabah.
Setelah pasta krisis, bank terkesan hati-hati dalam mengucurkan kredit. Bahkan sektor properti sempat mati suri karena bank menghentikan pemberian loan. Beberapa proyek properti, seperti hotel, apartemen, maupun ruko di Jakarta sempat macet pembangunannya selama beberapa saat.
Saat ini, setelah perekonomian nasional berangsur-angsur mulai bergerak, bank khususnya yang termasuk dalam Corporate Banking mulai mengucurkan loan, walaupun dalam skala terbatas dan jangka pendek. Loan jangka panjang (Long Term Loan) yang lazim diterapkan dalam Kredit Sindikasi dengan bunga (interest) rendah sudah berlalu (tidak ada lagi). Sebab, situasi perekonomian nasional masih sulit diprediksi untuk jangka panjang dan masih tingginya Country Risk (tingkat risiko suatu negara, apakah aman atau tidak untuk berinvestasi) negara kita.
Jenis-jenis kredit yang dikelola oleh Loan Department di setiap bank berbeda-beda. Hal itu tergantung dari besar-kecilnya bank, visi dan misi perusahaan, dan sebagainya. Secara umum, jenis-jenis kredit perbankan dapat dibedakan berdasarkan jangka waktunya, sifat pemakaian dana, sumber dana, dan tujuan penggunaan dana (Jusuf, 1992).
1. Berdasarkan jangka waktu
Berdasarkan jangka waktu kredit dapat dibedakan atas:
a. Kredit jangka pendek (short term loan): kredit dengan jangka waktu maksimum satu tahun
b. Kredit jangka panjang (long term loan): kredit dengan jangka waktu lebih dari tiga tahun. Setelah krisis ekonomi, kredit jangka panjang sudah jarang diberikan, kecuali pada beberapa kredit sindikasi dengan mitra bank asing. Selanjutnya, bila kredit tersebut bersifat Committed, bank wajib menyediakan dana sebesar fasilitas kredit yang disetujui. Sebaliknya, jika kredit bersifat Uncommitted, bank tidak mempunyai kewajiban untuk menyediakan dana bagi nasabah.
2. Berdasarkan sifat pemakaian dana
Berdasarkan sifat pemakaian dana, kredit dibedakan atas Revolving Loan dan Non-Revolving Loan. Revolving Loan adalah jenis kredit yang dananya dapat dipakai berulang-ulang. Pinjaman yang telah dilunasi masih dapat dicairkan bila dibutuhkan. Pada Non-Revolving Loan, debitur tidak dapat menarik dana yang telah dilunasi. Sesuai dengan pelunasan yang dilakukan, outstanding pinjaman akan terus menurun.
3. Berdasarkan sumber dana
Berdasarkan sumber dana pembiayaan kredit, dikenal adanya kredit yang dibiayai oleh bank penyelenggara dan kredit likuiditas. Yang termasuk dalam kredit likuiditas adalah Kredit Likuiditas Bank Indonesia.
4. Berdasarkan tujuan penggunaan dana
Berdasarkan tujuan penggunaan dana, kredit dibedakan atas kredit komersial dan kredit konsumsi.
Di beberapa bank, Loan Administration Department juga mengatur transaksi Bank Garansi termasuk pencatatannya. Sedangkan, di beberapa bank yang lain, Bank Garansi dimonitor transaksinya oleh bagian Trade Finance (Ekspor dan Impor). Apabila bank tersebut merupakan Custodian Bank, maka fungsi pencatatan, penghitungan, dan penyimpanan saham jaminan dilakukan oleh Seksi Legal. Secara berkala jaminan ini akan diperiksa oleh bagian Internal Audit.
Dalam Retail Banking, Bagian Loan biasanya dipisahkan dari Bagian Credit Card, yang khusus menangani aplikasi, pemberian, dan pengawasan Kartu Kredit, walaupun Kartu Kredit dapat digolongkan sebagai Kredit Konsumsi. Saat ini juga dikenal adanya Kredit Perorangan, seperti Personal Loan (dari ABN Amro Bank) yang juga merupakan Kredit Konsumsi.
Tetapi untuk KPR (Kredit Pemilikan Rumah) dan Kredit Pemilikan Kendaraan biasanya masih dimonitor oleh bagian Loan. Itulah mengapa di Retail Banking jumlah karyawan bagian Loan lebih besar bila dibandingkan dengan yang di Corporate Banking.
Karena bagian Loan membutuhkan tingkat akurasi yang tinggi dalam pencatatan transaksi, penyiapan dokumen, maupun penyimpanannya, maka bank biasanya akan merekrut karyawan yang teliti, cermat, dan tekun (senang mengerjakan pekerjaan yang berulang-ulang atau repetitif).
Kesalahan yang biasanya timbul adalah perbedaan antara pencatatan dokumen di file komputer dan dokumen aslinya. Karyawan biasanya suka mengopi file lain dan mengisinya dengan data baru, sehingga kadang-kadang ada data dari file lama yang masih muncul dan tidak sesuai dengan data di dokumen aslinya.
Kemajuan teknologi komputer memang memungkinkan semua pencatatan dilakukan di komputer sehingga mengurangi jumlah fisik dokumen (paperless). Hal ini sangat bermanfaat bagi Bank custodian. Namun, di sebagian besar bank masih mengandalkan dokumen fisik, sehingga membutuhkan tempat yang besar untuk penyimpanannya.
Penulis memprediksi bahwa di masa mendatang dengan semakin mahalnya biaya sewa gedung, bank akan mengandalkan database yang ada di server komputer. Maka, pencatatan di file komputer selanjutnya harus diback-up di server atau microfilm. Karyawan yang memerlukan data dapat mengecek di monitor komputer, karena copy dokumen asli sudah tidak disediakan lagi. Keuntungannya, tempat penyimpanan copy dokumen dapat digunakan untuk keperluan lain. Misalnya, untuk ruang meeting, ruang rekreasi karyawan, dan sebagainya.
Referensi Artikel Jenis-jenis Kredit Yang Dikelola Loan Administration Department
Bekerja di bank itu mudah Oleh John Simon
Tidak ada komentar :
Posting Komentar