Walaupun oleh Rumphius (ahli botani) disebut-sebut ada tiga jenis pohon cengkeh, namun pada saat ini hanya terdapat satu jenis yang dikultivasi dengan segala bentuk peralihannya (J. Maestre).
Jenis-jenis cengkeh yang banyak ditanam di Indonesia sekarang ini dapat dibedakan dalam tiga dasar, yakni:
1. TIPE SIPUTIH
Daun bagian pucuk atau daun muda berwarna kuning sampai hijau muda. Sedangkan tangkai daun dan gagangnya yang muda berwarna kilning hijau, daun tua berwarna hijau, helaiannya besar hampir tidak mengkilat.
Pohon tidak rindang, cabang-cabang yang dekat dengan permukaan tanah mati dari bawah hingga 2 m tingginya, maka batangnya kelihatan. Bunga berwarna kuning, berukuran besar, tetapi jumlah pertandan kurang dari 15 bunga.
2. TIPE SIKOTOK
Daun muda atau daun pucuk berwarna agak kemerah-merahan, tangkai daun dan cabang yang masih muda berwarna hijau. Sedangkan daunnya yang tua berwarna hijau berukuran kecil dan sedikit mengkilat. Pohon sangat rindang, cabangnya tidak melandai, bahkan membentuk sudut, berdaun lebat, hingga ranting-rantingnya tertutup daun. Dan dari bawah tetap tumbuh cabang hingga batangnya sering tidak tampak. Jumlah bunga pertandan melebihi 15 bunga berwarna kuning sedangkan pada pangkalnya kadang-kadang sedikit merah.
3. TIPE BUNGA LAWANG KIRI/ZANZIBAR
Daun muda atau daun pucuk berwarna merah sampai merah muda, tangkai daun dan cabang-cabang yang masih muda juga berwarna merah. Sedangkan daunnya yang tua berwarna hijau tua menghitam daun bentuknya kecil mengkilat.
Pohon sangat rindang, percabangan dimulai dari bawah dan melandai sehingga banyak daun yang terletak di atas tanah. Jumlah bunga per tandan lebih dari limabelas bunga, berwarna merah.
Bagi orang yang kurang ahli dan belum banyak berpengalaman dalam hal cengkeh memang sulit untuk membedakan tipe dasar tersebut. Tipe dasar Sikotok mungkin masih dapat diketemukan di Sumatra Barat, sedang tipe dasar Siputih di Maluku.
Sekarang ini banyak dikenal sebagai tipe dasar Zanzibar, Sikotok, Siputih, yang sebenarnya telah merupakan hasil silang alami antara ketiga dasar tersebut di atas. Kalau kita perhatikan tipe-tipe yang terdapat di kebun kita yang bibitnya berasal dari Dinas Perkebunan di Jateng (yang menurut keterangannya jenis Zanzibar) banyak tandatanda yang mirip dengan tipe Bunga Lawang Kiri. Memang sampai sekarang ini yang sangat terkenal adalah jenis Zanzibar, yang sebenarnya dahulu adalah berasal dari Ambon, dikembalikan ke Indonesia, maka tipe dasarnya adalah “Bunga Lawang Kiri”.
4. CENGKEH HUTAN
Selain daripada itu ada jenis cengkeh hutan, yang daunnya jauh lebih besar daripada cengkeh biasa. Bunga yang kering sama sekali tidak mempunyai rasa seperti cengkeh biasa.
5. BENTUK-BENTUK POHON CENGKEH
Kalau dilihat dari bentuk mahkota pohonnya ada berbagai variasi:
- berbentuk piramida, piramida ganda.
- berbentuk silinder ramping, dan silinder melebar, berbentuk bundar dan berbentuk kombinasi antara tersebut di atas.
Dilihat dari bentuk kerindangan cabang dan daun, dapat dibedakan:
• Pohon sangat rindang, daun-daunnya dengan cabang-cabangnya yang sampai di permukaan tanah pun tetap hidup. Batang dan cabang-cabangnya tak tampak, yang tampak hanya daun-daunnya saja. Sifat-sifat ini diwariskan oleh tipe Bunga Lawang Kiri dan Sikotok.
• Pohon tidak rindang, berdaun mulai pada setinggi 1/4 — 1/2 m, disebabkan cabang-cabang terbawah mati. Batang dan cabang tampak kelihatan.
• Bentuk-bentuk peralihan antara bentuk a dan b.
Selain bentuk-bentuk cabang seperti tersebut di atas, ada pula yang membedakan tipe cengkeh berdasarkan gagang bunganya, yakni:
- Bergagang pendek.
- Bergagang sedang.
- Bergagang panjang.
Yang perlu diketahui ialah bahwa cengkeh yang bergagang panjang kurang menguntungkan. Bila pada gagang pendek dan gagang sedang perbandingan cengkeh kering terhadap gagang adalah 3 :1, pada gagang panjang dapat 2 :1, jadi cengkehnya lebih sedikit.
Pustaka
Petunjuk Bercocok Tanam Cengkeh Oleh Aak
5/25/2013
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar