5/28/2013

Lirik lagu Ketabo

Tradisi berkencan muda-mudi Mandailing ini terakam dalam syair lagu berjudul Ketabo. Lirik lagu tersebut memberi kesan betapa pergaulan muda-muda berlangsung bebas tetapi terbatas berpandukan adat. Lirik lagu tersebut selengkapnya seperti berikut:

Ketabo, Ketabo, ketabo dongan tu Sidimpuan an
Musim ni salak soonnari di si dongan
Tonygi, tonggi sapot tai tabo

Tu si do, tu si do angka bujing-bujing ro tu poken an
Jeges-jeges sude jengkar-jengkar muse
Uli-uli sude lago-lago i

Ile buya ning ia do mudu manyapai ho
Ile baya tabo begeon di si

Ketabo-ketabo, ketabo dongan tu Sidimpuan an
Asa markusip hita naron di si
Ketabo, ketabo, ketabo
Ketabo
Ile baya

Marilah, marilah, marilah kawan ke Sidimpuan
Di sana sekarang sedang musim salak wahai kawan
Meski terasa asam clan manis clan agak paint tapi enak

Kesana, kesana lab para anak gadis datang ke pekan itu
Cantik-cantik dan sehat-sehat pula
Semua manis-manis serta lemah-gemulai

Duhai katanya dengan lembut apabila ia menyapa anda
Duhai kata yang indah didengar di sana

Marilah, marilah, marilah kawan ke Sidimpuan
Kita nanti dapat markusip di sana
Marilah, marilah, marilah
Marilah
Duhai

Dalam lagu Ketabo digambarkan ajakan di kalangan para na peso baiting untuk datang ke pasar Padang sidimpuan, kota terbesar di daerah Angkola, untuk mengamati atau kalau mungkin menegur gadis-gadis cantik dan lincah yang belanja di pasar buah membeli salak. Pandangan atau teguran ini merupakan langkah awal untuk mangkusip nanti malam. Perilaku masing-masing yang diketahui melalui curi-mencuri pandang atau tnelalui teman mereka menjadi bahan pembicaraan mereka pada waktu mangkusip itu. Pandangan dan teguran akan dilanjutkan dengan perkenalan lebih dekat pada waktu mangkusip. Sang no poso bulung tentunya harus cerdik mencari maklumat di mana gerangan rumah tempat tidur sang no uli yang berkenan di hatinya itu. Kalau tersalah rumah, bisa terjadi salah faham malah perkelahian yang mahu dihindari untuk menjamin keamanan desa.

Lagu yang terkenal ini dipopularkan lewat suara biduanita Diana Nasution; muzik dan liriknya gubahan Nahum Situmorang. Pernahkah kita memikirkan bahawa syair lagu ini yang mengandungi nilai tradisi mangkusip di Angkola, juga mencerminkan tradisi markusip di Mandailing. Hanya bedanya di Mandailing si anak gadis ditempatkan dan dilamar di bagas podoman yang dikhaskan buat mereka yang sudah remaja di bawah pimpinan seorang warga wanita tua yang dihormati masyarakat setempat.

Pustaka
Tulila: muzik bujukan Mandailing Oleh Edi Nasution

Tidak ada komentar :

Posting Komentar