Serangga disebut resisten terhadap suatu insektisida jika dengan dosis yang biasa dipakai serangga tersebut tidak mati. Ada dua macam resistensi, yaitu resistensi bawaan dan yang di dapat.
Resistensi bawaan.
Ada segolongan serangga yang pada dasarnya sudah resisten terhadap suatu insektisida dan sifat ini diturunkan. Adanya perubahan gen yang menyebabkan mutasi. Menurut mekanismenya, resistensi bawaan dibagi 2, yaitu resistensi fisiologik bawaan dan resistensi kelakuan bawaan.
Resistensi fisiologik bawaan yang disebabkan beberapa faktor, yaitu daya absorpsi insektisida yang sangat lambat, daya penyimpanan insektisida dalam lemak sehingga alat vital tak terkena, daya ekskresi insektisida yang cepat, detoksikasi insektisida oleh enzim dalam tubuh serangga.
Resistensi kelakuan bawaan disebabkan faktor-faktor perubahan habitat serangga dan serangga dapat menghindarkan diri (avoidance).
Resistensi yang didapat.
Ada serangga yang menyesuaikan diri terhadap pengaruh insektisida sehingga tidak mati dan membentuk populasi baru yang resisten. Ada beberapa macam resistensi yang didapat, yaitu (1) Resistensi fisiologik yang didapat disebabkan timbulnya toleransi karena dosis subletal; (2) Resistensi kelakuan yang didapat, yaitu serangga dapat menghindar akibat dosis subletal; (3) Resistensi silang (Cross resistance), yaitu satu spesies serangga resisten terhadap 2 macam insektisida yang segolongan atau seseri dan (4) Resistensi ganda (Double resistance), yaitu satu spesies resisten terhadap 2 macam insektisida dari 2 golongan atau 2 seri.
Pustaka
Parasitologi kedokteran:ditinjau dari organ tubuh yang diserang Oleh Djaenudin Natadisastra, dr., Sp.ParK & Prof. Dr. Ridad Agoes, MPH
3/22/2013
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar