aku bukan orang gila, saudara tapi anak-anak kecil mengejek orang-orang tertawa
ketika kukatakan kepada mereka: aku temanmu beberapa anak berlari ketakutan
yang lain tiba melempari batu
II
aku menangis di bawah trembesi
di atas dahan kudengar seekor burung bemyanyi anak-anak berkata: lucu benar orang gila itu sehari muput menangis tersedu-sedu
orang-orang yang lewat di jalan
berkata pelan: orang itu sudah jadi gila sebab terlalu berat menafsir makna dunia
III
sekarang kususuri saja sepanjang jalan raya
sambil bemyanyi: aku bukan orang gila
lewat pintu atau lewat jendela
nampak orang-orang menggelengkan kepala mereka: kasihan orang yang dulu terlampau sabar itu
roda berputar, dan is jadi begitu
IV
kupukul tong sampah dan tiang listrik kunyanyikan lagu-lagu tentang lapar yang menarik kalau hari ini aku tak makan lagi
jadi genap sudah berpuasa dalam tiga hari
tapi pasar sudah sepi, sayang sekali tak ada lagi yang memberikan nasi ke mana aku mesti pergi, ke mana lagi
V
orang itu sudah lama gila, kata mereka tapi hari ini begitu pucat tampaknya apa kiranya yang telah terjadi padanya
akan kukatakan pada mereka: aku tidak gila! aku orang lapar, saudara
VI
kudengar berkata seorang ibu:
jangan kalian ganggu orang gila itu, anakku nanti kalian semua diburu
orang kota semua telah mengada-ada, aduhai menuduhku seorang yang sudah gila
aku toh cuma menangis tanpa alasan tertawa-tawa sepanjang jalan
dan lewat jendela, tergeleng kepala mereka kurus benar sejak ia jadi gila
(Sastra, No.7 Th.1, November 1961)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar