2/24/2013

Cara pendekatan sekolah aktif

Salah satu cara pendekatan sekolah aktif yang dapat kita kernbangkan di sekolah-sekolah kita ialah: metoda pemecahan masalah, yang disempurnakan oleh metoda yang dinamakan metoda penghadapan masalah (problem solving dan problem posing method) . Cara pendekatan yang dianjurkan ialah: menghadapkan peserta didik kepada satu masalah dengan maksud agar peserta didik menyadari masalah, menelaah masalah dari bermacam-macam segi, merumuskan masalah lalu mencari pemecahan masalah dengan berbagai macam jalan. Pemecahan dicoba diterapkan, lalu sambil menerapkan, keampuhan cara pemecahan yang dipilih diuji dan ditinjau kembali. Garis besar cara pendekatan adalah sebagai berikut:

1. Penyadaran masalah
Pada awal pengajar berusaha agar peserta didik sadar akan adanya sesuatu masalah. Penyadaran ini penting karena belum tentu suatu masalah dalam hidup disadari sebagai masalah. Kalau belum disadari maka belum ada minat dan keinginan untuk mempelajari dan kemudian memecahkan masalah tersebut. Supaya peserta didik menjadi sadar pengajar dapat menempuh jalan jalan sebagai berikut:
a. Ia mengemukakan beberapa fakta yang menonjol sebagai gejala dari satu masalah. Kepincangan sosial misalnya sering kali tidak disadari. Kepada peserta didik dipaparkan bahwa ada orang yang bermobil tiga dengan ruang garasi yang besar, sedangkan di banyak wilayah Indonesia, orang masih berjalan kaki dan belum memiliki perumahan yang pantas. Peserta didik diajak mengumpulkan fakta serupa yang menyolok, sekitar perumahan orang-orang di desa, perabot rumah yang dimiliki, cara hidup dalam rumah yang sekecil itu dan lain-lain. Penyodoran fakta-fakta semacam ini membuka mata dan menyadarkan mereka.
b. Memanfaatkan berita-berita. Fakta sering kali muncul dalam tulisan di koran, majalah dan buku-buku. Untuk menyadarkan peserta didik, penyajian bisa dimulai dengan pembacaan berita/laporan
koran, majalah atau buku. Bisa juga peserta didik sendiri disuruh mengumpulkan berita-berita yang relevan.
c. Pengumpulan pendapat peserta didik. Penyadaran dapat juga dilakukan dengan mengadakan diskusi kecil antara peserta didik. Tiap orang diberi kesempatan mengemukakan fakta, paham, tanggapan serta tafsirannya tentang sesuatu. Dalam percakapan lebih lanjut bisa dikembangkan pertukaran paham dan penilaian-penilaian yang perlahan-lahan menimbulkan kesadaran. Lalu lintas di kota misalnya, dapat ditanggapi secara berbeda-beda oleh peserta didik yang berbeda-beda pula. Ada yang melihatnya sebagai tanda kemajuan, ada yang merasa dongkol karena kebisingan yang disebabkan, ada pula yang melihat pencemaran udara yang diakibatkan. Dengan sedikit kemahiran, percakapan dapat diarahkan sedemikian rupa sehingga tiap peserta didik menjadi sadar akan masalah lingkungan hidup.

2. Analisa masalah
Kalau peserta didik sudah sadar akan adanya masalah maka ia dapat diajak untuk menelaah masalah itu lebih lanjut. Ia dapat diajak mengungkapkan dengan teliti:
— apa masalah sebenarnya? Di sini perlu dijabarkan segi-segi serta kedalaman dan dampak masalah.
— siapa yang terlibat dalam masalah tersebut?
— mengapa masalah tersebut sampai terjadi? (faktor-faktor mana yang menjadi sebab, latar belakang apa dan lain-lain)
— di mana terjadi masalah tersebut?
— bilamana masalah itu berlangsung?
Bisa juga kita mengikuti pola lain. Tapi yang perlu diperhatikan ialah: aspek-aspek masalah, latar belakang, sebab, pelaku, dan ruang serta waktu sekitar masalah.

3. Perumusan masalah
Sesudah masalah dianalisa umumnya peserta didik mulai mendapat gambaran yang lebih menyeluruh dan lebih terpadu tentang sesuatu masalah. Oleh sebab itu ia lebih mampu merumuskan dengan singkat dan padat apa sebenarnya masalahnya. Usaha merumuskan masalah tidak begitu mudah. Akan tetapi ia justru memaksa peserta didik merangkum kembali hal-hal yang sudah dianalisa secara cermat. Rangkuman ini merupakan latihan berpikir tepat, tegas dan padat, yang sangat berguna.

4. Pemecahan masalah
Sesudah masalah dianalisa dan dirumuskan, mulailah peserta didik dirangsang untuk mencari pemecahan yang sebaik-baiknya. Dalam kerja sama dan komunikasi yang lancar peserta didik diminta mengemukakan pendapatnya tentang pemecahan yang mungkin dilakukan. Akan terkumpul beberapa cara pemecahan. Tiap cara pemecahan yang dianjurkan harus disertai alasan-alasan mengapa. Tiap cara yang dianjurkan beserta alasannya dibicarakan. Peserta didik mengemukakan pendapatnya, baik yang pro maupun yang kontra. Bila sudah dibahas satu demi satu cara-cara penanggulangan maka akan muncul cara mana yang paling tepat, bila kita ingin memperhatikan semua situasi dan kondisi. Sehubungan dengan ini dapat dianjurkan cara pendekatan sebagai berikut:
Kita melihat kekuatan yang ada, demikian pula kelemahan. Kita coba menelusuri kemungkinan-kemungkinan untuk bertindak dan hambatan yang ada. Bila hal-hal ini sudah dipertimbangkan matang-matang maka dapat dipilih pemecahan yang paling baik. Bila pemecahan harus dilaksanakan, maka direncanakanlah tahap-tahap pelaksanaan dengan teliti. Lingkup kerja, uraian kegiatan, jadwal waktu, para petugas dan penanggung jawab, cara penilaian dan kontrol dipatokkan dengan jelas.

5. Perumusan pemecahan masalah
Sesudah alternatif pemecahan dipilih, peserta didik diajak merumuskan secara singkat cara pemecahan yang dipilih itu. Perumusan ini pun sulit, tetapi berguna sebagai rangkuman apa yang telah ditelaah dan sekaligus sebagai ungkapan yang tepat, tegas dan padat. (Bandingkan dengan apa yang dikatakan sub 3).

6. Pelaksanaan alternatif yang dipilih
Bisa saja terjadi bahwa para peserta didik mencari pemecahan masalah hanya secara teoretis. Mereka tidak melaksanakan sendiri pemecahan yang diputuskan. Dalam hal ini perlu diusahakan agar pemecahan teoretis dikaji kebenarannya dalam kenyataan hidup. Peserta didik diberi tugas mengumpulkan data lapangan yang menopang atau yang menggoyahkan pemecahan yang dipilih. Berdasarkan data lapangan ini dibuat lagi pembahasan yang terarah. Kalau pemecahan yang dipilih dapat dilaksanakan sendiri, maka para peserta didik ditugaskan menangani lingkup kerja yang harus dilakukan. Sambil melaksanakan tugas, tiap peserta didik mengamati derap pelaksanaan dan merekam apa saja yang membantu dan apa saja yang menghambat pelaksanaan.
Ini semua menjadi bahan pertimbangan untuk mengkaji kembali cara pemecahan yang telah dipilih. Dengan demikian tiap pilihan yang diambil selalu dilaksanakan dengan kemampuan kritis dan dengan kerelaan mengubah dan memperbaiki bilamana perlu. Orang tidak menjadi mutlak-mutlakan, tetapi benar-benar kreatif dan adaptif.

Pustaka
Mengajar dgn Sukses (CB) Oleh Rooijakers

Tidak ada komentar :

Posting Komentar