2/04/2013

Pasar finansial

Intermediasi finansial sama utamanya dalam ekonomi pasar modern seperti korporasi, inovasi, dan hak milik intelektual. Ia adalah jalan darahnya, memindahkan sumber daya dari orang yang tidak membutuhkannya atau tidak dapat memanfaatkannya kepada orang yang membutuhkannya dan dapat memanfaatkannya. Bukti sangat kuat mengaitkan kedalaman dan kecanggihan pasar finansial dengan keluaran per kapita. Seperti dinyatakan laporan Bank Dunia mengenai keuangan, “kini ada sekumpulan riset yang solid yang dengan kuat mengatakan bahwa pengelolaan finansial yang lebih baik memulai dan berkontribusi terhadap kinerja ekonomi. Dengan kata lain, perlu ada perluasan keinginan untuk melihat adanya sistem fiansial yang berfungsi efektif agar ada pertumbuhan, stabilitas makroekonomi, dan pengurangan kemiskinan”. Bank Dunia mencatat, misalnya, bahwa negerinegeri sedang membangun dengan pasar finansial yang relatif mendalam pada 1960 pada akhirnya tumbuh jauh lebih cepat daripada negeri yang pasar finansialnya relatif dangkal.

Sistem-sistem finansial melakukan empat fungsi penting: memobilisasi tabungan (yang kalau tidak akan menyebabkan tempat menabung sangat terbatas); mengalokasikan modal (untuk mendanai investasi produktif dan memungkinkan orang untuk sementara berbelanja di atas tingkat penghasilan mereka); memantau manajer (untuk memastikan dana akan dipakai sesuai janji); dan mentransformasikan risiko (dengan menggabungkan risiko dan menyebarkannya di antara mereka yang paling sanggup menanggungnya). Semua ini adalah fungsi yang vital. Sangatlah tidak mungkin membayangkan suatu ekonomi pasar yang berhasil tanpa sistem finansial yang dinamis, kompetitif, dan fleksibel.

Namun pengaturan finansial yang didorong pasar, walaupun tidak tergantikan, rentan terhadap kesulitan-kesulitan tertentu. Pertama, pasar finansial mengalami kesulitan kalau pasokan informasi tidak memadai dan ada halangan terhadap kinerja pemantauan. Kedua, pasar modal itu, antara lain karena alasan itu, bersifat rapuh. Ini terutama berlaku untuk bank-bank. Kerapuhannya muncul dari keadaan bahwa kewajiban pengeluarannya bersifat jangka pendek, dalam mata uang domestik, atau kadang-kadang mata uang asing, biasanya harus dibayarkan pada nilai nominal atau kapan saja dituntut, tapi asetnya bersifat jangka panjang, dengan nilai yang rentan terhadap tingkat suku bunga, kredit, dan risiko makroekonomi.

Ketiga, pasar finansial rentan terhadap guncangan harga, baik yang naik maupun turun, karena ketidakstabilan valuasi alur-alur pendapatan yang tidak tentu. Keempat, pasar finansial cenderung mudah terjangkit perilaku gerombolan ikut-ikutan. Ini khususnya terjadi bila pemain yang tidak memiliki informasi yang baik yakin bahwa pemain lain punya informasi itu. Apabila kelas-kelas aset tidak dikenal baik oleh sejumlah besar investor, perilaku gerombolan mungkin akan jadi sangat kuat. Kelima, pasar finansial mungkin menimbulkan pengharapan yang mewujudkan sendiri harapannya dan dengan demikian menyebabkan apa yang disebut ekonom “multiple equilibria” (“ekuilibrium-ekuilibrium majemuk”).

Pasar finansial rapuh karena tantangan inheren mencoba mengorientasikan kegiatan ekonomi ke masa depan yang tidak diketahui. Sangat salahlah untuk mengambil kesimpulan bahwa “ketidaksempurnaan” yang mendasari kerapuhan ini berarti bahwa pasar semacam itu harus dihapuskan atau bahwa ada pengobatan yang bisa diperoleh dengan mudah. Tanpa intermediasi finansial, ekonomi pasar tidak bisa berfungsi. Mengenai usaha menghapuskan “kegagalan” pasar, orang harus ingat bahwa orang hanya bisa mengusahakan yang terbaik. Karena itu yang disebut ketidaksempurnaan itu tidak relevan, kalau biaya untuk menghapuskannya lebih besar daripada manfaat yang bisa diperoleh dari usaha itu.

PUSTAKA
Globalisasi: Jalan Menuju Kesejahteraan Oleh Martin Wolf

Tidak ada komentar :

Posting Komentar