12/13/2012

Kartu Cerdas BBM dan Perilaku Masyarakat

Aplikasi teknologi informasi dan komunikasi telah merambah ke berbagai bidang, mulai dari perkantoran hingga dunia perbankan. Demi efisiensi, pemerintah kini merancang penggunaan Smart Card alias kartu cerdas untuk penggendalian pemakaian BBM.
Di dunia perbankan, teknologi informasi menjadi tulang punggung penyimpanan dan pengolahan data, transaksi, pembuatan laporan, dan lain-lain. Pemanfaatan terknologi ini telah memungkinkan pelayanan dalam dunia perbankan menjadi serba mudah dengan tingkat kecermatan yang tinggi.

Dalam beberapa waktu belakangan, semakin kencang terdengar soal rencana penggunaan Smart Card atau kartu cerdas untuk pengendalian pemakaian bahan bakar minyak BBM bersubsidi, premium dan solar. Tujuan penggunaan kartu cerdas ini adalah efisiensi dalam pemakaian BBM.

Namun, tak semudah ucapan, aplikasi teknologi ini membutuhkan persiapan panjang yang tak mungkin dituntaskan dalam hitungan bulan. Penerapan teknologi ini jelas membutuhkan perangkat keras, seperti komputer berikut jaringannya, perangkat lunak, data, sistem, dan prosedur, serta kesiapan Sumber Daya Manusia yang akan terlibat dalam kegiatan tersebut.

Di luar persoalan teknis tersebut, kajian yang mendalam segi-segi sosial budaya, ekonomi, politik, dan keamanan mutlak diperlukan. Ini penting, agar apabila timbul masalah yang mengganggu jalannya sistem pengendalian BBM bersubsidi tersebut, langkah antisipasif bisa segera diambil.
Terkait ketersediaan perangkat lunak, pemanfaatan open source software dengan format dokumen berstandar internasional (ISO) adalah sesuatu yang sangat layak dipertimbangkan. Perangkat lunak ini harus dibangun dengan kemampuan sendiri, oleh putraputri Indonesia sendiri, sehingga tidak akan terjadi ketergantungan pada satu vendor tertentu.

Ketersediaan data menyangkut jenis kendaraan, jumlah cc kendaraan, nama pemilik, jatah alokasi BBM, dan identitas lainnya adalah mutlak diperlukan dan wajib dimasukkan ke komputer server dan disimpan juga pada Smart Card yang akan dibaca oleh pembaca kartu (card reader) sewaktu pengisian BBM bersubsidi. Kalau pengisian BBM melebihi ambang batas subsidi, maka ada dua kemungkinan, apakah pengisian berhenti secara otomatis atau selebihnya harus dibayar dengan harga nonsubsidi.

Perubahan Perilaku
Secanggih apapun teknologi yang hendak digunakan, Sumber Daya Manusia (SDM) tetap merupakan faktor terpenting yang membuat sistem tersebut berjalan atau tidak.
Bagaimana sistem Smart Card berjalan seperti yang diinginkan, itu sepenuhnya tergantung pada sejauh mana penguasaan teknologi ini oleh putra-putri bangsa ini. SDM yang akan melaksanakan pun harus dilatih agar tidak terjadi kesalahan dalam pemakaian sistem baru ini.
Karena langsung berhubungan dengan masyarakat sebagai pengguna BBM dan tujuan pelayanan kartu cerdas, faktor budaya dan ekonomi mereka juga menjadi perhatian. Dengan dibatasi pemakaian BBM, maka masyarakat akan membatasi diri dalam bepergian; baik untuk keperluan pribadi, bisnis, maupun rekreasi.
Hal ini akan memengaruhi gaya hidup, misalnya, mereka yang sering mengunjungi kerabat kini dibatasi, rekreasi pedesaaan juga dibatasi, dan hal serupa terjadi untuk kebutuhan-kebutuhan primer lainnya. Ini akan mengakibatkan kemunduran dalam bermasyarakat dan menurunkan perekonomian desa.
Kemungkinan lain yang akan terjadi adalah antrean yang terlalu panjang dan membuat orang menjadi tidak sabar untuk menunggu, sehingga timbul keributan. Kemungkinan lain yang terjadi adalah kepemilikan Smart Card lebih dari satu untuk setiap kendaraan dan ini akan mengacaukan bank data di pusat apalagi kalau mengisi BBM dilakukan SPBU yang berbeda.

Terbuka kemungkinan akan terjadi pemindahan Smart Card dari, mobil yang mendapat subsidi BBM ke mobil lainnya yang tidak mendapat subsidi BBM. Perlu diperhatikan juga sistem keamanan, sehingga tidak akan terjadi manipulasi data dan adanya Smart Card yang palsu.

Industri Dalam Negeri
Lepas dari persoalan-persoalan yang muncul bersamaan dengan program kartu cerdas ini penggunaan teknologi informasi dan komunikasi memang sudah saatnya diakrabi dan digunakan untuk berbagai kegiatan penerimaan, pengolahan, penyimpanan, dan penyebaran data dalam jumlah besar. Ini penting dalam rangka meningkatkan efisiensi, kecepatan, pengendalian, dan keakuratan dalam melaksanakan berbagai kegiatan secara transparan.
Karena itu, penggunaan Smart Card untuk BBM bersubsidi perlu didukung. Ada banyak segi positif yang bisa dipetik dari kebijakan pemerintah yang satu ini. Selain efesiensi dalam penggunaan BBM, pembangunan Smart Card dapat meningkatkan kemampuan industri dalam negeri, menumbuhkan semangat berinovasi dan merangsang munculnya kreativitas untuk memajukan Imu Pengetahuan dan Teknologi yang dimengerti dan dirasakan oleh masyarakat.
Kehadiran Smart Card ini dengan sendirinya memunculkan kebutuhan-kebutuhan akan komponen perangkat keras, perangkat lunak, data, prosedur, dan Sumber Daya Manusia yang mengerjakan dan mengelolanya.

Tentu saja tidak mudah mewujudkan penggunaan Smart Card dalam kehidupan masyarakat Indonesia yang sebagian besar tak terlalu akrab dengan sistem teknologi informasi dan komunikasi. Perlu suatu persiapan yang matang dan pengkajian yang mendalam agar program ini berjalan mulus. Karena itu, melibatkan para ahli dari berbagai perguruan tinggi atau badan berwenang seperti Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), adalah sesuatu yang sangat dibutuhkan. Semoga Bermanfaat. (Investor Daily, 22 Februari 2008)

Pustaka
Sains dan teknologi Oleh Alvin Pranoto,Indonesia. Menteri Negara Riset dan Teknologi

1 komentar :

  1. SAYA SEKARANG DI BANGLADESH, NEGARA INI TDK PUNYA SUMBER BBM, TAPI LANCAR PAKAI KENDARAAN BERMOTOR KARENA HAMPIR SEMUA KENDARAAN MEMAKAI GAS, DGN CARA MEMODIF SEDIKIT ALIRAN BBM DITAMBAH TABUNG GAS BESAR (SEKITAR 20 KG MAN) DITARUH DI BAGASI, NGISINYA DARI KAP DEPAN SEPERTI NGISI AC, AMAN, MURAH MASALAH BBM TERPECAHKAN, TIDAK PERCAYA? DATANG KE BANGLADESH

    BalasHapus